Friday, December 12, 2008

Jadi Imam kok nolak ya



Ya Allah....lucu, menggemaskan namun juga "nganyelke"

lha wong presiden aja mau jadi imam shalat kok....

Tuesday, December 9, 2008

Lalu apa sebenarnya tugas kita (sebagai takmir)???

Astagfirullah…kumulai tulisan ini dengan memohon ampun pada-Mu ya Rahman…

Inilah batas kesabaran yang hari demi hari coba kusimpan, akhirnya harus dan kucoba ungkapkan melalui tulisan ini. Tentang kegelisahan, tentang ketida nyamanan, tentang komitmen, tentang pemahaman, tentang ’aqad, tentang kebersamaan, tentang sensitivitas dan tentang amanah untuk mencintai masjid.

Amanah menjadi takmir masjid adalah amanah yang mulia. Demikian selalu kuingat kata-kata lembut itu terlontar dari alat ucap murabbiku saat aku utarakan hasrat dan ajakan mas Ahmadi agar aku mau menjadi takmir masjid Nurul Huda. Terus terang baru pertama kalinya bagiku, menjadi satu pengalaman yang baru ketika ku dihadapkan pada satu pilihan dan tawaran yang baru. Takir mengandung arti yang menyemarakkan, yang memakmurkan dan yang meramaikan. Jadi kalau diikuti dengan kata masjid dibelakanganya, mengandung arti yang baik, yakni mereka orang-orang yang selalu berusaha sekuat tenaga karena didasari oleh kepahaman untuk memakmurkan masjid dengan segala amalan kebaikan, menjaga kebersihan, kerapian, segala sarana prasarana serta fasilitas yang ada di masjid. Semua adalah tanggung jawab takmir. Hal ini berkaitan dengan tujuan yang mulia, yakni agar jamaah yang menggunakan fasilitas masjid baik untuk ibadah shalat ataupun untuk kegiatan-kegiatan keagamaan lain dapat merasa betah untuk berlama-lama di dalam masjid.

Namun hari ini, pemahamanku diawal yang kudapat dari interaksiku dengan para assabiqunal awwalun dalam permasalahan kemasjidan di UNS ini khususnya mulai pudar. Hari ini tak kulihat lagi semangat menjadi seorang pelayan bagi jama’ah, hari ini tak dapat kulihat lagi sensitivitas diri untuk memiliki rasa pemilikan yang besar akan masjid ini.

Yang kulihat hari ini, adalah segerombolan orang-orang yang bertempat tinggal di masjid. makan. minum dan bermukim disana

Yang kulihat hari ini adalah orang-orang yang ”lupa” hakikat dirinya dan amanah yang diembannya sebagai seorang takmir masjid.

Yang kulihat hari ini adalah segerombolan manusia, yang kurang atau malah sudah mati tumpul sensitivitasnya melihat kebutuhan masjid.

Yang kulihat hari ini hanyalah orang yang saling mengandalkan orang lain, tanpa pernahmau untuk terjun dan lebih mengetahui.

Yang kulihat hari ini hanyalah sekolompok manusia yang dengan sangat ”buas” menggunakan fasilitas yang diberikan oleh masjid.

Yang kulihat hari ini, adalah orang-orang yang rendah komitmen dirinya pada amanah yang dia pegang.

AKANKAH AKU JUGA TERMASUK ORANG-ORANG INI?

Bobot Arya sudah nambah

Aku ambil dari blognya Bapakku tercinta: Ustadz Wiranto, insya Allah lebih memiliki nurani daripada beberapa backdrop caleg atau capres yang menggadang-gadang kata-kata nurani sebagai slogan kampanyenya. kalau kalian sempat buka, datang aja ke blog beliau di http://wir.staff.uns.ac.id semoga dan aku berharap pastinya ada hikmah dan pelajaran yang kau dapatkan.
Nama lengkapnya Arya Dea Asmara Bangun. Nama yang bagus, keren dan modern kan? Tapi jangan kaget kalau melihat penampilan anak asuh kami yang satu ini. Bayangkan, dalam usia 5 tahun berat badan Arya baru 5 kg. Bandingkan dengan Aira, cucu pertama presiden SBY yang umurnya baru 35 hari tapi bobotnya sudah lebih dari 5 kg.

Ya jelas tidak sebanding lah …begitu komentar anak-anak saya saat ngomongin ini, yang satu lahir dan dibesarkan ibunya di rumah gedheg dekat kuburan di pinggiran selatan kota Solo, yang satunya lahir dan dibesarkan di istana negara. Jauuuh….kayak bumi dan langit!

Sudah hampir 4 bulan ini Arya tinggal di asrama Panti Asuhan Yatim Putra Banyuanyar, menyusul dua kakaknya (Dimas dan Yogi) yang sudah 1 tahun ini tinggal di asrama. Pasangan mas Slamet Jayadi dan mbak Mar’ah Shalihah yang mengasuh anak-anak berusaha memberikan asupan nutrisi yang cukup agar pertumbuhan Arya bisa normal seperti anak-anak seusianya. Bahkan kemarin mas Jay menyempatkan konsultasi ke ahli gizi di UMS untuk minta nasihat gimana caranya “memompa” fisik Arya.

Hampir tiap hari mas Jay nimbang badan Arya. Sebelum ramadhan kemarin mas Jay ngasih laporan sambil berbinar : ustadz, Arya sudah tambah 1 kg :-) Teman-teman pengurus yayasan yang sedang rapat serempak berucap : alhamdulillah….

Lalu pertanyaannya sekarang pada kita, akankah kita menjadi abdul-buthun (sang hamba perut)? naudzubillah himandzlik....mengacalah pada dik Arya....

Monday, December 8, 2008

Kembali tentang Kurban (Kisah)



Kisah ini awalnya kudapatkan di majalah Hadila, terbitan Solopeduli, aku cari di internet, alhamdulillah dapat juga akhirnya. selamat membaca, afwan memang bukan tulisanku, tapi semoga bermanfaat bagi antum yang membaca dan juga bernilai pahala bagi beliau yang menulisnya dan semoga ana juga kecipratan pahala kebaikannya juga. amin.
Demikianlah kisahnya .....

Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban. Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku, dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan. Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya bersarung hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti, sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang pengorbanan Nabi Allah, Ibrahim & Nabi Ismail.

Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksi memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti. Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang, ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya.

“Berapa harga kambing yang itu pak?” Ujarku menunjuk kambing coklat tersebut.

“Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua juta rupiah, tidak kurang” kata si pedagang berpromosi matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya.

“Tidak bisa turun pak?” kataku mencoba bernegosiasi.

“Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal” si pedagang bertahan.

“Satu juta lima ratus ribu ya?” aku melakukan penawaran pertama.

“Maaf pak, masih jauh.” ujarnya cuek.

Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan penawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya.

“Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu?” kataku.

“Masih belum nutup pak” ujarnya tetap cuek.

“Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik?” ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah.

“Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang ke sini sendiri. Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput” kata si pedagang meledek.

Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan aku alihkan ke kambing
lainnya yang lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga lima ratus ribu. Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, aku berencana ke toko ban mobil. Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya. Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kini selangit.

“Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?” kataku kemudian.

“Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah” katanya.

Belum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi. Meskipun pakaian “korpri” yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya masih terlihat segar.

“Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?” katanya kagum.

“Dua juta tidak kurang tidak lebih kek.” kata si pedagang setengah malas menjawab setelah melihat penampilan si kakek.

“Weleh larang men regane (mahal benar harganya)?” kata si kakek dalam bahasa Purwokertoan.

“Bisa ditawar-kan ya mas?” lanjutnya mencoba negosiasi juga.

“Cari kambing yang lain aja kek.” si pedagang terlihat semakin malas meladeni.

“Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah Qurban taun iki (Aku mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun ini). Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas.” katanya tetap bersemangat seraya mengeluarkan bungkusan dari saku celananya. Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu dibukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya.

“Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya) dianter ke rumah ya mas?” lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja.

Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang memperhatikannya sejak tadi. Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si kakek, kemudian dihitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu.

“Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah” si pedagang mengeluarkan selembar lima puluh ribuan.

“Ora ono ongkos kirime tho…?” (Enggak ada ongkos kirimnya ya?) si kakek seakan tahu uang yang diberikannya berlebih.

“Dua juta sudah termasuk ongkos kirim” si pedagang yg cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek.

“Mau diantar ke mana mbah?” (tiba-tiba panggilan kakek berubah menjadi mbah).

“Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di tabung neh (bisa ditabung lagi)” kata si kakek sambil menerimanya.

“Tulung anterke ning deso cedak kono yo (tolong antar ke desa dekat itu ya), sak sampene ning mburine (sesampainya di belakang) Masjid Baiturrohman,
takon ae umahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo pensiunan pegawe Pemda Pasir Mukti, Insya Allah bocah-bocah podo ngerti (Insya Allah anak-anak sudah tahu).”

Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah di sepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah sepeda tua yang disandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trail milikku. Perlahan diangkat dari sandaran, kemudian dengan sigap di kayuhnya tetap dengan semangat.

Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku. Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya berkendara sepeda engkol, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk dirinya. Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulan oleh si kakek. Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak ada rumah yang berdiri dengan mewah, rata-rata penduduk sekitar desa Pasir Mukti hanya petani dan para pensiunan pegawai rendahan. Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding penghasilanku sebagai Manajer perusahaan swasta asing. Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup bergengsi. Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yang harga ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega Super. Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor gede) dan memilikinya. Yang sanggup membeli hewan Qurban dua ekor sapi sekaligus.

Tapi apa yang aku pikirkan? Aku hanya hendak membeli hewan Qurban yang jauh di bawah kemampuanku, yang harganya tidak lebih dari service rutin mobil X-Trail, kendaraanku di dunia fana. Sementara untuk kendaraanku di akhirat kelak, aku berpikir seribu kali saat membelinya.

Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikan hati manusia balikkan hati hambaMu yang tak pernah bersyukur ini ke arah orang yang pandai mensyukuri nikmat-Mu.

fabiayyiala irabbikuma tukaddziban ........

Berkurban.....


Allahu Akbar….Allahu Akbar… Allahu Akbar….

Laailahaillallah hu Allahu Akbar

Allahu Akbar walilla hil hamd....

Subhanallah....Syukurku ya Rabbi atas segala nikmat yang beri hari ini.

Kau pertemukan lagi aku dengan bulan yang mulia ini.

Kau ijinkan kembali aku mereguk indahnya kesabaran siti hajar

Kau berikan diri ini kesempatan mendalami kembali makna keikhlasan dari seorang Ismail

Kau berikan peluang itu kepadaku untuk kembali BELAJAR DARI IBRAHIM....

Subhanallah...alunan takbir, tahmid mengumandang seiring perjalanan hari ini. 7 ekor kambing telah kami kurbankan sebagai wujud ketakwaan kami dan pengharapan besar kami agar dapat lebih Kau kasihi. Ya Rabbana....mudahkanlah segala urusan-urusan kami.

Friday, December 5, 2008

Kaderisasi.....Dulu....Sekarang......


Tulisan ini bukan untuk menyelisihi berbegai lembaga yang dulu aku paling tidak pernah berkecimpung atau berinteraksi dengannya. Namun semoga menjadi satu masukan yang bermanfaat dalam melihat sisi lain perkembangan wajihah yang menjadi ujung tombak perjalanan dakwah di kampus ini.
Berangkat dari sebuah kegelisahan, melihat semakin tidak rapinya (absurd, mungkin lebih jelasnya) berbagai agenda-agenda yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga dakwah. Yang muaranya juga berdampak pada para du’at-du’at yang beraktivitas disana. Kalau boleh bernostalgia merenungkan masa lalu yang pernah aku alami dan bagiku itu sangat berarti, ada beberapa yang ingin kubagi, dianataranya:
1. Dulu, penanganan pendampingan oleh kaderisasi sangatlah baik. Ada berbagai program yang disiapkan sebagai sebuah sistem yang mekanistik dan berjalan secara sinergik dengan berbagai agenda-agenda keuamatan yang dijalankan oleh lembaga ini. Mulai tahap perekrutan yang memberi kesan mendalam, karena mengedepankan kedekatan dan interaksi antar individu sehingga benar-benar seorang yang akan direkrut merasakan bahwa ada saudaranya disampingny meski dia bukanlah orang di kota ini. Merasa bahwa ada orang yang memberikan perhatian yang tulus tanpa adanya misi-misi tersembunyi yang diwujudkan dengan perhatian dan kasih sayang serta pengahargaan yang tulus kepadanya. Persiapan pelaksanaan perekrutan yang , Subhanallah, berjalan dengan baik. Masih kuingat dulu, beberapa penyaji materi adalah beliau para asatidz yang sekarang sepertinya mulai pergi (baca: kita tinggalkan). Aku masih ingat, pada saat itu masih menggunakan nama yang sama dengan hari ini, SIDIK (Studi Dasar Islam Kontemporer), yang penyaji materinya diataranya, Ust. Dr. Mu’nudinillah Basri M.A, Ust. Supomo, S.S, Ust. Abdul Hakim, Ust, Didik Hermawan, Ust. Mahmud Mahfudz Lc. Subhanallah, demikian indah untaian kata yang beliau tuturkan kepada kami para anggota mula, sehingga benar-benar merasuk kedalam sanubari kami yang terdalam. Namun sekarang? Dengan mengatasnamakan penjenjangan/ marhaliah, maka Ustad-Ustad hanya dipakai khusus untuk marhaliah tertentu saja, tidak semua bisa mendapatkan taujih khusus dari beliau, apalagi bagi mereka yang masih awal. ,mereka tidak akan pernah kenal siapa Ust. Mu’in, Siapa Ust. Hakim, Siapa Ust. Mahmud, karena mungkin mereka belum bisa sampai ke marhalah tertentu yang memungkinkan dia masuk kedalamnya. Seingatku, angkatan 2003-lah angkatan terakhir yang merasakan indahnya taujih perekrutan awal lembaga ini yang paling banyak pesertanya, paling solid (Alahamdulillah sampai hari ini), karena kami mendapatkan satu hal yang berKESAN bagi kami, tidak hanya satu aktivitas daurah atau pelatihan yang miskin nuansa ruhiy, materi-materi yang diberikan oleh pembicara yang tidak menarik sama sekali karena dia baru keamrin dihubungi, pelatihan yang persiapannya kurang maksimal karena tidak ada orang yang mengurusi dan berbagai kekurangan lain yang kulihat hari ini.
2. Dulu, ada bentuk pendampingan yang luar biasa hebat, namun sayangnya, entah dengan pertimbangan apa, tidak lagi dijalankan dengan baik. Masih kuingat, selepas daurah awal, mereka yang terekrut dibagi-bagi berdasarkan kelompok-kelompok tertentu yang jumlahnya berkisar 4 sampai 5 orang baik di ikhwan atau di akhwat. Bertemu sekali dalam sepekan untuk membahas berbagai metode, pengetahuan, mekanisme dan berbagai sistem yang belum kami ketahui sebelumnya. Tentang fund rising, komunikasi efektif, tentang kemahasiswaan, tentang dakwah melalui organisasi, pengenalan tentang lemabag dakwah ini. Subhanallah, semua mewarnai jiwa kami yang gersang kala itu dengan embun sejuk taujih dalam kebersamaan yang hakiki. Sehingga benar-benar menjadi satu ikatan yang kuat antara kami dengan para pengelola yang merumuskan ini semua.
Namun mungkin kami hanyalah ORANG-ORANG DULU yang tidak lagi memiliki saham atas pengelolaan hari ini.

Wednesday, December 3, 2008

Ijinkan Aku MARAH......


Saatnya untuk marah…..baru saja menamui blog-blog tidak bermutu dan tidak bertanggung jawab, pertanyaan yang tidak bermutu dan tidak perlu dijawab. Pertanyaan tentang internetan malem-malem, dengan speedy, saling ngomentari, sudah pindah ke WP, benar-benar bikin jengkel. Pantas saja kinerja kita begini-begini aja, stagnan kalau memang tidak ingin dikatakan amburadul….Saatnya marah dengan mengucapkan………..AKU TIDAK MENYUKAINYA……

Futsalan Hari Ini, Rabu 3 Desember 2008


Bagi sebagian orang, berolahraga merupakan suatu kebutuhan. Namun ada sebagian yang lain lebih senang untuk tidak peduli pada fisik jasmaniahnya. Bagitupun diriku, aku ingin termasuk orang yang perhatian pada tubuhku. Bermain futsal merupakan salah satu alternatif olahraga selain renang dan pastinya jalan-jalan pagi. Aku ingin memulai dengan satu keyakinan dan kepahaman bahwa apa yang kulakukan adalah satu bentuk penjagaan sekaligus bentuk kesyukuran atas nikmat yang Allah SWT berikan kepadaku.

Tuesday, December 2, 2008

Ada apa dengan Kita???

Tentang hari ini tak banyak yang dapat kuceritakan. Masih berinteraksi dengan berbagai aktivitas harian yang seharusnya sudah dapat aku kerjakan jauh-jauh hari sebelumnya. Membaca artikel-artikel, mengurus masjid “ku”, memperhatikan aktivitas adik-adik jamaah, semuanya berjalan normal. Namun memang aku harus juga persiapan. Ada pertemuan pas subuh di Masjid Markas. Sebenarnya ingin kupaksakan tidur, namun mata ini tidak juga mengantuk. Aku browse ke beberapa blog. Dengar-dengar sich, blog sekarang jadi media berkhalwat. Ada yang saling sms untuk memberitahu bahwa yang satu sudah ng-comment di blognya si anu, yang satu ampa tahu kapan si anu OL, yang satu juga nyebutin undangan walimah di Blog-nya, ampe ada si anu yang juga nulis dan bikin blog yang “membakar” Pembinanya dengan tulisan, judul dan gambar blog yang kurang sepantasnya ditampilka. Ada apa dengan kita….

Jadi teringat taujih Ust. Wiranto yang disampaikan dengan linangan air mata kepada kami saat masa-masa awal I’dad dulu, di masjid Al fath pabelan. Belaiu menyampaikan:

“Saya ini orang yang celele’an, saya tidak pernah tahu amal apa yang telah saya lakukan selama ini yang diterima oleh Allah. Maka dari itu, ketika Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan satu kebaikan, saya berusaha untuk maksimal di dalamnya”

Ngeblog nggak ada masalah menurutku, namun jangan jadikan blog sebagai media bagi kita, terutama mereka yang terbina, lalai dan terjerumus pada jebakan khalwat dengan lawan jenis. Yang ikhwan harusnya berpikir, yang akhwat pun jangan terpancing. Mari kita kembali komitmenkan dalam diri kita, bahwa blog adalah salah satu wasilah yang diberikan dalam rangka kebaikan, sejalan dengan apa yang ditaujihkan pak Wir, mari kita maksimalkan peran kebaikan dari ngeblog, bukan malah merusaknya dengan aktivitas yang tidak bertanggung jawab.

Wednesday, November 12, 2008

Mulai Kini Mulai Lagi

Setelah hampir 3 bulanan vakum menulis di blog saya ini, malam ini saya mencoba untuk kembali meniatkan dan mengkomitmenkan diri menulis lembar demi lembar halaman yang ada disini. Blog yang mulai disenangi oleh sebagian besar kalangan kampus, memang memiliki keunikan tersendiri. Layaknya musim buah, ada kalanya muncul sedemikian bamyak blog-blog baru bermunculan. Mulai dari yang sederhana khusus untuk menulis dan membagi kegiatan kesehariannya, sampai dengan mereka yang meniatkan diri untuk melengkapi blognya sedemikian menarik sehingga sering dikunjungi oleh orang lain, bahkan sampai-sampai ada yang hanya menggunakan blog untuk “ngalap barakah” dengan memberi tampilan Adsense, berharap terkumpul sekian ribu orang yang datang berkunjung sehingga sang empunya blog akan mendapatkan dolar-dolar tertentu. Namun diantara banyak niatan yang dimiliki oleh orang-orang dalam menggunakan blog sebagai sarana mereka, aku sendiri termasuk orang yang konservatif. Aku hanya ingin menulis selagi ada yang masih mengganjal didalam pikiranku. Tentang apa saja. Politik, ekonomi, budaya ataupun keadaaan sosial. Aku tidak hendak membatasi kerja otakku hanya memikirkan sedikit hal saja. Ya benar, karena kita kadang terjebak. Ketika kita berdiam diri dan tidak banyak berinteraksi dengan kalangan banyak, otak kita tumpul. Dan aku sangat khawatir otakku tumpul karena jarangnya digunakan untuk menganalisa, mengungkapkan kegelisahan yang ada di dalam pikiranku, mencoba berbagi persepsi atas satu peristiwa yang kualami didalam hari-hari yang kutinggalkan. Dan mulai malam ini.....kukomitmenkan dan kupaksa diri dan otakku untuk kembali kugunakan, kuperas dan ku wujudkan kesyukuran kepada Illahi Rabbi atas nikmat berupa otak ini. Bismillahirabbil alamin............

Monday, July 14, 2008

Sebuah Coretan tentang Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam bahasa arab dikenal dengan kata qiyadah, merupakan salah satu bentuk struktur dalam kehidupan manusia yang terpola. Maksud dari terpola adalah adanya satu bentuk organisasi baik dalam skala keciol atau besar yang terdiri atas elemen-elemen pendukung. Kepemimpinan erat kaitannya dengan organisasi ini. Kita akan coba menganalisis lebih jauh seberapa besar dan bagaimana ciri serta apa saja model kepemimpinan itu.

Kita mulai dari makna kepemimpinan, kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang maksudnya adalah menjadi panutan, pedoman dan rujukan. Sedangkan kepemimpinan adalah satu bentuk proses interaksi antara elemen dalam organisasi antara seorang pemimpin dan yang dipimpin. Jadi ketika kita berbicara tentang kepemimpinan, sebenarnya kita membahas tidak hanya pemimpinnya saja akan tetapi cakupannya lebihluas pada orang-orang yang dipimpinnya.

Unsur atau elemen kepeminpinan ada 3, yakni pemimpin, yang dipimpin dan komunikasi. Ketiga eleman ini harus ada sehingga satu perkumpulan dapat disebut sebagai kepemimpinan. Jika satu saja elelmen ini tidak ada, maka suatu perkumpulan tidak dapat disebut sebagai kepemimpinan.

Menjadi seorang pemimpin adalah suatu amal dan amanah yang luar biasa, hal ini dikarenakan fungsi dari seorang pemimpin yang harus mampu menjadi pedoman contoh dan rujukan. Disamping itu, ada waktu dimana kemampuan seorang pemimpin menganalisa permasalahan, mencari solusi dan memutuskan suatu permasalahan menjadi mutlak perlu dilakukan. Disinilah perilaku bijaksana sebagai seorang pemimpin sangat diperlukan. Mengapa kebijaksanaan?karena ketika kebijaksanaan yang mendasari setiap keputusan yang diambil, pasti pertimbangannya banyak dan diperhitungkan setiap efek yang ditimbulkannya. Dengan bersikap bijaksana akan sangat mungkin seorang pemimpin terhindarkan dari pemenuhan kebutuhan individu daripada kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin akan terus menerus mencari solusi yang paling baik yang menguntungkan bagi anak buahnya dan meminimalisir setiap resiko buruk yang mungkin terjadi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki jiwa strategis. Artinya dia tahu keadaan lapangan sehingga benar-benar bisa mengkonsep suatu rumusan solusi yang aplikatif/ logois untuk bisa dilaksanakan.

Pemimpin dituntut tidak hanya ampu mengkonsep, namun sebenarnya dia juga dituntut unhtuk enjadi rujukan dalam masalah yang bersifat teknis. Dengan kata lain, seorang pmimpin tidak selalu identik untuk menyuruh namun juga suatu kesempatan dia menjadi eksekutor dilapanganmengerjakan hal-hal yang bersifat teknis. Tidak hanya ongkang-ongkang melihat anak buahnya melaksanakan konsep yang dia emban namun dia juga berpartisipasi aktif mendukung anak buahnya yang ada di lapangan.

Contoh terindah kita dapatkan dalam perjalanan hidup Rasulullah SAW, yakni kalau kita mengingat bagaimana beliau juga turun ikut aktif dalam perang khandaq. Ketika syuro memutuskan untuk mengambil inisiatif yang ditawarkan Salman Al Farisi untuk membuat parit dan disetujui oleh seluruh umat muslim kala itu, Rasulullah juga turut aktif turun untuk membuat parit, mengambil cangkul, memindahkan batu dan berpeluhria bersama dengan pengikutnya.

Atau pada perjalanan hidup Rasul yang lain ketika pada satu waktu beliau dengan sahabat-sahabatnya sampai disatu bukit tandus, lalu setiap orang berusaha mengumpulkan bahan makanan untuk memasakan hingga semua sahabat beliau telah berpartisipasi untuk mengumpulkan bahan makanan sedangkan beliau belum, maka segera beliau juga ikut berpartisipasi untuk mencari kayu bakar.subhanallah, inilah indahnya kepemimpinan dalam Islam bahwa seorang pemimpin tidak hanya dihormati karena kemampuannya memimpin namun juga bagaimana seorang pemimpin bisa menjadi tauladan dan rujukan bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Model kepemimpinan

  1. Otoriter : Keputusan tertinggi hanya pada satu orang pemimpin yang memtuskan berdasarkan pendapat sendiri dan tidak boleh dibantah oleh para pengikutnya.
  2. Majelis Syuro : Keputusan tertinggi ada pada sekunmpulan orang yang dianggap memiliki wewenang lebih dalam memutuskan masalah terutama yang berkaitan dengan kesinambungan perjalanan organisasi atau kelompoknya.
  3. Islam : model kepemimpinan cara islam adalah model yang paling baik karena merupakan intisari dari berbagai model kepemimpinan yang ada. Suatu saat dapat bersifat otoriter jika dipandang perlu untuk melaksanakannya namun juga kadang bersifat syuro yang pengambilan keputusannya harus mempertimbangkan pendapat dari orang lain meskipun ada seorang yang ditunjuk sebagai seorang pemimpin.

Parameter berhasilnya kepemimpinan islami:

1. Semakin bertmbahnya keyakinan bahwa Islam adalah jalan yang terbaik, rasa muroqqabatullah semakin tinggi, ittiba’ur rasul semakin meninggi, mengikuti peran dan tingkah para ulama salaf menjadi hal yang utama yang itu dirasakan oleh pemimpin dan keseluruhan orang yang dipimpinnya.

2. semakin bertambahnya pengetahuan dan pengalaman dari setiap orang dalam menghadi dan menyelesaikan berebagai masalah yang berkaitan dengan hajat orang banyak

3. tercapainya berbagai tujuan baik jangka pendek mnengah ataupun jangkla panjang yang telah direncanakan sebelumnya.

4. terciptanya rasa tenang, aman, nyaman dan merasakan bahwa setiap hak dari seorang manusia tidak terancam oleh berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh seorang pemimpin.

5. pengikutnya semakin banyak dan merasa nyaman ada dalam bimbingan pemimpin.

Berkaca pada 7 Golongan yang selamat*

Berkata Abu Hurairah r.a : bahwa Nabi saw telah bersabda: “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary - Muslim)

Hadist shahih diatas menjelaskan tentang 7 golongan manusia yang akan mendapatkan naungan dan pertolongan Allah SWT kelak dihari yang tidak ada lagi pertolongan selain dari-Nya.

Pemimpin yang adil

Amanah untuk memimpin tidak diberikan pada sembarang orang. Amanah ini tidak hanya dipertanggung jawabkan dihadapan orang-orang yang dipimpinnya namun juga akan ditanyakan kelak dihadapan illahi Rabbi. Ketika proses kepemimpinan seorang manusia berjalan dengan baik, dia bertanggung jawab dengan amanahnya, adil dalam memutuskan persoalan, jujur dalam tindakan, bijak dalam menghadapi persoalan dan benar-benar mencerminkan nilai-nilai islami yang diyakininya di wilayah amalnya tersebut, maka pantaslah kiranya dia mendapatkan balasan yang sempurna disisi Allah SWT. Bukanlah pujian dan harta serta kedudukan yang dia cari. Berangkat dari satu niatan yang tulus suci untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman ummat menjadi pendorong dan semangatnya untuk memimpin ummat ini menuju keadaan yang lebih baik lagi.

Pemuda yang senantiasa beribadah

Subhanallah, amat sangat langka saat ini kita temui sosok pemuda yang memiliki kriteria semacam ini. Arus informasi dan globalisasi telah engubah cara pandangan seornaga pemuda akan kehidupannya. Anggapan bahwa seorang pemuda harulah mengikuti trend yang terbaru kalau tidak ingin disebut ketinggalan zaman menjadikan pemuda masa kini berlomba-lomba untuk mengikuti trend mode dan perilaku serta budaya yang jauh dari nilai-nilai Islam. Namun diantara sekian banyak pemuda yang kehilangan jati dirinya tersebut, Allah menjanjikan satu nilai lebih bagi sedikit pemuda yang mau untuk kembali kepada jalan tuhannya, mengkaji setiap fenomena kehidupan yang dialaminya dan mencari solusi atas semua permasalahan yang dihadapinya dalam koridor syariat islam. Pemuda yang bersemangat menampakkan keislamannya kepada orang lain, tidak takut cercaan orang yang suka mencerca dan memiliki intelektualitas dan akhlak yang baik. Inilah sosok pemuda dambaan umat saat ini.

Orang yang hatinya tertaut pada masjid

Masjid tidak hanya menjadi tempat orang melakukan ritual shalat saja melainkan fungsi masjid yang sangat strategis dapat dijadikan tempat untuk mencari solusi atas semua permasalahan umat. Dan orang- orang yang memiliki keterikatan hati pada masjid pastinya adalah orang yang banyak berinteraksi didalam masjid. Tidak hanya sebatas pada ibadah-ibaha wajib saja namun dia benar-benar menjadikan masjid sebagai sarana penggemblengan pribadi dan umat, sumber pengetahuan, sumber diskusi dan pengembangan wawasan keilmuan dan menjadikan masjid benar-benar sebagai Islamic sentre yang ketika orangmasuk kedalamnya benar-benar kedamaian dan ketenangan yang dirasakannya.

Dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT

Menjadi kodrat manusia untuk saling mencintai satu dengan yang lain, namun sungguh kemuliaan Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk tidak hanya menjadikan perasaan cinta itu sebagai hal yang biasa. Islam mengajarkan bahwa perasaan cinta harus memiliki landasan sehingga benar-benar setiap konsekuensi atas perasaan cinta akan benar-benar maksimal dikerjakan oleh manusia itu sendiri. Dan dasar rasa cinta didalam Islam adalah niatan hati untuk mencinta atau membenci hanya karena Allah SWT. Allah-lah yang menjadi alasan utama dia mencintai, Allah-lah yang menjadi alasan utama di tidak menyukai.

Orang yang mampu menahan godaan karena rasa takutnya pada Allah SWT

Al-Khauf berarti ketakutan seorang manusia untuk melakukan kesalahan yang menyebabkan dia ditinggalkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dalam kriteria kelima ini, bagaimana Allah SWT mencontohkan seseorang yang dirayu dengan kenikmatan syahwati namun karena khauf-nya pada Rabb-nya dia tidak jadi untuk melakukannya. Kerinduan dan kerelaan dari Rabb-nya adalah satu tujuan hidupnya. Dia akn menghindari segala yang dibenci-Nya dan dengan sangat senang dan ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya. Dia sadar bahwa pengawasan (muraqqabah) Allah pada setiap tingkah lakunya dan dia akan selalu berusaha untuk berada dijalan yang diridhai-Nya.

Seorang yang ikhlas beramal karena Allah SWT

Dalam hadist diatas Rasulullah mencontohkan salah satu pondasi dalam amal kebaikan adalah keikhlasan. Bagaimana seseorang yang berderma sehingga tangan kanan yang memberi tidak diketahui oleh tangan kiri yang ada disisinya. Subhanallah, bagaimana sebenarnya dien ini benar-benar mengajarkan kepada setiap pemeluknya untuk bisa beramala secara penuh, profesional dan yang pasti ikhlas. Pamrih dan balasan yang diharapkan bukan berasal dari manusia, karena dia sadar bahwa manusia pasti memiliki kelemahan atas setiap amal kehidupannya. Dia hanya berharap dan mengokohkan niatannya hanya kepada Allah SWT Yang Maha Kaya.

Seorang yang mengingat Allah SWT lalu bercucuran air matanya

Disebutkan dalam salah satu riwayat bahwa salah satu golongan yang selamat dari api neraka kelak adalah seorang mukmin yang meneteskan air mata karena mengingat kebesaran Allah SWT. Seharusnya ini menjadi satu pelajaran berharga kepada kita. Bukan bagaimana berusaha agar kita menangis pada setiap amal ibadah yang kita lakukan, akan tetapi mengetahui bahwa setiap amal yang kita lakukan pasti akan dibalas sesuai dengan apa yang kitya lakukan. Bahwa setiap kesempatan yang diberikan oleh-Nya pasti akan ditanyakan sejauh mana kita maksimal untuk menggunakannya untuk kebaikan. Sehingga muncullah perasaan khauf atas teramat besar dalam diri kita yang terungkapkanmelalui tetesan air mata kita. Menangis karena Allah SWT bukanlah sebuah keburukan ketika kita tahu bahwa tangis kita karena Allah SWT saja.

Telah dipublikasikan di dalam Buletin ENHA, LAZIS UNS

Saturday, June 28, 2008

Catatan Hari Kamis kemarin


Hari kamis kemarin ketika sedang asyik-asyiknya terlelap dalam mimpi siang yang tidak begitu jelas, aku dikagetkan oleh suara getar handphone 2610-ku. Kulihat sebuah nada panggilan dari seorang yang beberapa hari ini aku tunggu, Ust Wiranto. Dalam sepekan ini aku memang berharap untuk dapat erkomunikasi dengan belaiu meski hanya melalui sms, namun pada hari kamis itu beliau menelponku. Segera kuangkat dan memang dengan jelas itu adalah suara beliau.

Beliau menanyakn apa yang sedang kukerjakan sambil teredengar tawa beliau yang khas ditelingaku. Aku jawab bahwa aku sedang tidur-tiduran di kamar kost siang itu. Dan memang cuaca pada siang itu tidak terlalu bersahabat, angin seakan malas untuk bertiup meski sang mentari dengan gagahnya menyinarkan cahayanya yang panas. Beliau menanyakan padaku apakah aku sudah makan siang atau belum. Segera kuketahui arah pembicaraan selanjutnya. Ya, beliau memang lebih senang ketika bertemu denganku untuk berbicara tentang makanan dan beraneka ragam kuliner yang ada. Hatta ketika aku mengajak teman-teman Liqo’ku untuk bersilaturrahmi ke rumah beliau, hal pertama yang beliau sampaikan kepada kami adalah andai kami datang lebih awal tentunya kami akan diajak untuk mencicipi warung langganan beliau yang berada di dekat rumah beliau di wilayah Sumber, Banjarsari.

Beliau meminta bantuan kepadaku untuk memesankan 3 kotak nasi ayam tulang lunak di Mesam-mesem, dekat as-gross ar-royyan. Aku menyadari ketika suatu kali beliau kami-para panitia pembangunan masjid nurul huda- meminta untuk mentraktir kami makan. Sengaja kupilihkan Mesam-mesem karena aku berhusnudzon bahwa ayam yang dijual disitu benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kehalalan dan keenakkannya. Dan alhamdulillah beliau pun menyukainya. Menu yang pas untuk kamis siang yang panas itu memang ayam tulang lunak ukuran XL. Beliau sampaikan untuk membeli 4 kotak, satu kotak terakhir adalah untukku.

Segera aku meluncur ke warung yang sahamnya juga dimiliki oleh salah seorang ikhwah kita, yakni akh Imdaddurahman, S.E. Dengan motor butut tua yang sangat setia menemaniku, aku sampai disana dan langsung memesan 4 kotak ukuran XL. Aku tanyakn berapa lama aku harus menunggu disitu, karena terus terang aku tidak nyaman untuk duduk menunggu lam disitu karen ada beberapa akhwat yang sedang makan disana. Akhirnya aku putuskan untuk membeli sesuatu terlebih dahulu di As-gross meski tidak ada di dalam pikiranku akan membeli apa. Dari pada menunggu lama disana dan agak “tengsin” pada orang-orang yang ada disana, lebih baik aku keluar dahulu untuk mencari sesuatu, pikirku kala itu. Aku masuk kedalam As-gross, nampak lengang siang itu, karena panas kukira, membuat sebagian besar orang-orang malas untuk beraktivitas. Ketika melihat rak bagian selatan yang banyak berisikan obat dan kamper, aku memutuskan untuk membeli kapur barus untuk persediaan di kamar mandi masjid yang bau-nya sangat menyengat karena kamar mandi yang satu berdampingan dengan kamar mandi yang lain.

Setelah selesai membeli kapur barus, kusengajakan diri untuk melihat-lihat jangan-jangan ada barang yang menarik untuk kubeli. Namun ternyata Allah SWT masih melindungiku dari sifat konsuerisme ketika melihat sesuatu barang, maka akupun putuskan untuk segera menyudahi pencarianku di dalam toserba ini. Aku bawa dua bungkus kapur barus yang masing-masing berisikan 5 biji kapur yang bentuknya menyerupai bola golf namun bedanya pada warnanya yang beraneka ragam itu. Aku bayar, harganya satu bungkus Rp5.200, ya aku masih ingat harganya, karena aku mengeluarkan uang Rp12.000, dan mendapat kembalian sebesar Rp600.

Ketika aku sampai di Mesam-mesem kembali, kulihat pesananku belum selesai. Suasana di warung itu masih terlihat ramai, sehingga kuputuskan untuk menunggu di luar. Alhamdulilah tidak berapa lama, pesananku jadi dan diantar kepadaku. Aku telah membayarnya diawal sebelum aku pergi ke As-gross, jadi aku tinggal mengambilnya dan segera membawanya kepada pemesan utamanya.

Ketika sampai di PUSKOM UNS, aku segera menuju ruang kantor milik pak Wir-demikian kami dengan akrab memanggil beliau. Beliau kuilihat sedang berkonsentrasi dengan laptopnya. Aku ketuk pintu dan serta merta beliau melihat dan segera menghampiriku. Tidak ada yang berubah dari beliau, keramahan dan canda beliau yang khas yang selalu kuingat. Hanya saja kulihat, alhamdulillah, badan beliau yang terlihat lebih gemuk daripada terakhir aku bertemu ketika silaturrahmi ke Sumber. Kulihat disana ada 4 orang termasuk beliau, sehingga aku sampaikan bahwa biarlah aku yang nanti membeli lagi dan semua kotak yang kubawa untuk teman-teman beliau. Beliau setuju dengan usulanku dan segera menyrahkan, dengan tangan beliau sendiri, masing-masing kotak kepada semua teman satu kantornya tersebut. Satu yang tidak terlihat olehku adalah Pak Triyadi, seorang dengan jenggot putihnya yang sering aku ajak bercanda. Pak Wir sampaikan bahwa beliau sedang keluar untuk satu urusan.

Aku temani Pak Wir yang lahap menyantap nasi ayam itu. Aku senang sekaligu bangga memiliki seorang bapak seperti beliau. Aku laksana anaknya sendiri yang ditanya berbagai hal yang berkaitan dengan apa yang kujalani selama ini. Tentang kuliahku yang belum juga selesai meskipun tinggal menyelesaikan skripsi, tentang kondisi pengelolaan Ar-royyan, tentang teman-teman Liqo’ku yang beliau tanyakan dan berbagai hal yang semuanya aku yakin bahwa beliau adalah seorang yang amanah dan benar dalam setiap langkah-langkahnya.

Ya Rabbi... semoga Engkau selalu meluaskan kasih sayang-Mu kepada kami, hamba-hamba-Mu yang selalu berusaha mensyukuri setiap karunia yang Kau beri.Solo,280608,19.36

Friday, June 27, 2008

Setengah hari bersama Ust Yusuf Mansyur


Subhanallah…itulah kata-kata yang pertama kali kuucapkan melihat seorang yang dikarunai Allah SWT dengan kesederhanaanya. Dengan hanya memakai baju koko putih, kopiah putih dan yang khas dari beliau adalah sarung hijau yang nampak semakin menggambarkan keserhanaan beliau dalam berpakaian. Pernah seorang teman berkata bahwa salah satu cara melihat kepribadian seseorang adalah dengan melihat cara dan apa model pakaian yang dipakai oleh seseorang dan pada hari ini aku buktikan teori yang tidak berempu itu.

Dimulai jam sembilan lewat beberapa puluh menit, biasa hari jum’at adalah hari futsal bagiku, dengan terburu-buru aku bersih-bersih diri dan mempersiapkan apa-apa yang hendak aku bawa ke kajian dengan tema The Miracle of Shodawoh itu. Ketika aku sampai di Student centre, yang memang kalau dipakai untuk saound system memiliki kualitas suara yang buruk, tepat ketika Prof. Shalahuddin sedang menyampaikan sambutan mewakili Rektor yang berhalangan untuk hadir. Jujur saja aku sms beliau bapak rektor untuk datang, karena salah seorang teman mengatakan bahwa kajian hari ini sebenarnya lebih bernuansa kuliah Shodaqoh, jadi meskipun sudah memiliki jabatan Rektor, sepertinya juga memerlukan materi kuliah seperti ini.

Tak berapa lama, Ust Yusuf Mansyur pun hadir di tempat, beliau bersama tiga orang rombongannya, yang salah satu diantara mereka sepertinya orang Solo, karena nampak face jawa-nya, dan apa yang aku kira itu benar bahwa seorang yang memakai peci putih seperti peci haji itu adalah salah seorang pengusaha, alumni UNS juga dan sekarang aktif dalam berbagai program yang diselenggarakan oleh yayasan Da’arul Qur’an Wisata Hati.

Tak berapa lama, tibalah waktu untukbelaiu memaparkan materi kajiannya pada pagi ini. Beliau adalah seorang yang mampu menempatkan orang tepat pada posisinya, salah satunya dapat kulihat bagaimana beliau meminta sang Master Of Ceremony juga dipersilahkan untuk duduk bersila bersama dengan jamaah lainnya. Agar tidak terlihat perbedaan dan pembedaan posisi. Pikirku, beliau hendak mengajarkan kepada kami semua bagaimana cara menghormati orang tua kita, karena yang duduk bersila diantaranya adalah prof. Shalahuddin sendiri, Bp H. Utomo, sang pembina JN UKMI dan Ketua Takmir serta Bp gatot Sunarno, yang nota bene adalah dosenku juga sekaligus diundang sebagai ketua Panitia hari Besar Agama Islam (PHBI UNS).

Dua kisah menarik yang beliau sampaikan pada kesempatan itu, yakni pertama kisah tentang seorang penjual gorengan berupa singkong yang menyedekahkan buntut singkongnya untuk seorang anak yang sangat menginginkan jajanan serta cerita yang lain adalah tentang seorang Cleaning Service yang membuat beliau terguguh menangis mengenangnya. Seorang Cleaning Service yang datang dengan pakaian khasnya ke gedung utama yayasan da’arul Qur’an di Jakarta, namun agak diabaikan oleh para pengelola hingga dia menyatakan maksudnya untuk menjadi salah satu donatur program 20ribuan namun beliau lebih memilih yang 5 jutaan ataupun yang 10 jutaan. Hal ini ia lakukan untuk meminta kesembuhan kepada Allah SWT atas sakit anaknya.

Beliau melanjutkan ceramahnya di mimbar Masjid Nurul Huda sebagai khotib sekaligus imam pada jum’at hari ini. Beliau menceritakan sebuah kisah tentang seorang manusia yang ikhlas menyerahkan dan mensedekahkan uang untuk daftar ulang demi melihat saudaranya yang lain yang lebih membutuhkan. Subhanallah...Allah memiliki rahasia-Nya yang kadang tidak dapat diduga dan dimengerti oleh manusia sebagai hamba-hamba-Nya yang penuh dosa ini. Tanpa dinanya, ketika saatnya sang mahasiswa membayar uang kuliahnya, pihak bank menyatakan bahwa dia telah membayar uang daftar ulangnya tersebut. Dia tidak percaya akan hal itu dan mencoba meng cross checknya dengan pihak terkait, namun nihil siapa yang mentransfer uang tersebut. Diapun menunggu dan berharap ada orang yang nantinya akan mengklaim bahwa dia salah kirim ke no rekening sang mahasiswa namun sekali lagi yang didapatkannya hanyalah menunggu karena sampai detik ini tidak ada yang mengkonfirmasi bahwa ada salah pengiriman uang pada rekeningnya.

Subhanallah...inilah salah satu rahasia Allah SWt diantara rahasia-rahasia-Nya yang teramat banyak. Ketika Allah berkehendak ”Kun Fa Ya Kun” maka terjadilah. Sanggupkan kita menyingkap segenap rahasia-Nya yang sangat luar biasa? Marilah kita belajar bersedekah dengan ikhlas....

kapan Shalahuddin Al- Ayyubi menyusul?


Namanya Chairul Umar, Ketua KAMMI Komisariat UMS, subhanallah....hafal Qur’an, aktif berdakwah dan berorganisasi, lulusan Isy Karima Karang Anyar, mantap pemahaman akan harokah dakwahnya, mantap kuliahnya, sederhana orangnya, tawadhu’ namun tidak menghilangkan wibawanya, meski sudah lancar berbahasa arab namun tidak melupakan untuk selalu tulabul i’lmi di ma’had abu bakar, kapan Ketua KAMMI Komisariat UNS seperti beliau ya? Apa kata dunia kalau kita hanya begini saja, tidak ada yang berubah, (adakah ini sebuah mimpi atau ironi saja melihat kondisi)

sedikit tentang Ust. Tamim Aziz Lc

Nama beliau sederhana, Tamim Aziz, Lc, mungkin gelar License-lah yang berbeda dan embedakan beliau dengan kita, karena beliau adalah salah satu lulusan terbaik LIPIA Jakarta yang mengambil konsentrasi syari’ah. Tutur katanya ceplas-ceplos apa adanyanya mencerminkan sosok beliau yang rendah hati dan mau untuk berbincang dengan siapapun juga. Perawakan beliau yang kecil dan sederhana-lah yang menjadi salah satu halyang menarik yang dapat dilihat.

Berbeda dengan asatidz ma’had lain yang cenderung “menampakkan” ciri ke-“asatidzan”nya, beliau adalah sosok yang tampil apa adanya. Memiliki jenggot yang jarang, bekas assarus sujudnya tidak terlalu nampak (kita tidak tahu kedekatan beliau kepada Allah), baju batik yang biasa dipakai kebanyakan orang, budaya untuk menggunakan bahasa jawa ngoko untuk memudahkan pergaulan. Ya Rabbi....hari ini engkau tunjukkan kepada hambamu ini salah satu sosok yang menjadi teladan akan pancaran nur islam.

Kepada Ukhti Muslimah....


Wahai saudariku....

Tulisan ini tidak hendak membuat satu klaim atau “judge” bahwa engkau salah dalam menjalani kehidupanmu saat yang lalu, atau tidak hendak menantang para aktivis perempuan yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah para feminis. Aku mungkin bagian dari mereka, yakni seorang feminis. Karena salah satu ahli pergerakan kewanitaan yang relatif moderat menyatakan bahwa ketika anda cares terhadap kondisi, keadaan, perkembangan, pergerakan dan segala dukungan positif terhada perempuan, maka anda adalah seorang feminis. Aku hendak mencerminkan diri pada pengertian feminis tersebut. Karena menurutku definisi tersebutlah yang lebih pas untuk kupakai saat ini.

Saudariku...

Aku tidak hendak menjejalimu dengan sekian banyak kata-kata perintah agar engkau mengikuti apa yang ku katakan dalam tulisanku ini. Aku hanya hendak menyatakan keprihatinanku melihat kondisimu saat ini, dan ketika engkau selesai membaca tulisan ini, maka ikutilah kata hatimu yang paling dalam. Aku yakin bahwa tabiat seorang manusia ingin selalu berada didalam kebaikan dan menghindarkan diri dari setiap keburukan. Untuk itulah akuu menuliskan risalah ini.

Saudariku....

Engaku adalah makhluk yang mulia yang setiap manusia diperintah oleh Allah melalui lisan Rasul-Nya untukmenghormatimu dengan penghormatan yang terbaik. Bukankah baginda Rasulullah SAW pernah bersabda tentang orang tua yang harus diutamakan dalam penghormatannya, beliau menyampaikan kedudukan seorang perempuan yang lebih tinggi 3 kali daripada seorang lelaki. Sungguh penghormatan ini tidaklah ada pada agama-agama lain. Penghormatan yang menempatkan seorang perempuan pada posisi yang mulia, tidak hanya sebagai apendamping yang akan senantiasan membersamai kehidupan ini, namun juga menjadi kunci sukses seseorang ketika dia menjalani kehidupan yang sangat singkat ini.

Saudariku...

Sungguh aku sangat menyayangi engkau sepenuhnya. Aku tidakkan rela ketika aurat yang seharusnya hanya kau tampakkan pada orang yeng berhak untuk melihatnya, kau tampakkan tidak pada tempatnya. Aku sedih melihat kondisimu kini. Sekian banyak diantaramu memakai baju yang tidak menutup auratmu sama sekali. Sekian banyak diantaramu bangga untuk menggunakan baju dengan merek tertentu yang tidak sesuai dengan koridor syar’i. Sekian banyak diantaramu bangga dengan identitasmu ketika engaku dipuji karena kemolekan tubuh yang dapat diulihat oleh semua orang.

Sungguh ssaudariku....

Itu semua hanyalah sementara. Itu semua hanya tipuan yang menyilaukan matamu akan kejelakan hasrat duniawi. Sungguh itu hanyalahh tipuan yang akan selalu membelenggumu dan selalu akan menghantui hari-harimu. Sungguh dia adalah satu candu yang ketika engkau tidak segera pergi daripadanya, engaku akan semakin terjerumus lebih dalam. Sungguh dia adalah satu keburukan di mata Tuhanmu, Allah SWT. Sungguh itu tidak pernah diajarkan dan diperintahkan melalui lisan Rasul-mu, sungguh itu hanyalah budaya orang-orang jahil yang tidak mau kan peradaban yang lebih baik daripada peradaban islam. Sungguh hal itu adalah penyiksaan dan penistaan akan konsistensimu sebagai seorang manusia.

Saudariku....

Mari berubah...

Dialah Allah SWT yang masih membuka pintu gerbang taubatnya dengan amat lebar. Rasulullah akanmencintai dan memberikan syafaat bagi engaku yang akan kembali ke jalan Rabb-nya.

Saudariku.....

Semoga bait syair dibawah ini akan selalu mengingatkanmu akan singkatnya perjalanan duniamu.

Kutinggalkan dunia silamku

‘tuk kembali kepadamu

biar kutempuh duri dan ranjau

demi Allah kutempuh dengan tegar

sekian lama aku tertipu

godaan kerlipan fatamorgana

karena menurutkan hawa nafsu

aku tertipu dalam hidupku

oh tuhan bimbinglah setiap langkahku

dalam perjalanan menujumu

kutak bisa untuk tanpamu

selain mengharapkan kasihmu

cintaku padamu selamanya

cintaku padamu seutuhnya

cintaku padamu cinta aku

wahai tuhan yang memberi rahmat

ampunilah dosa-dosaku

Tuesday, June 24, 2008

This my schedule today...

My schedule today

Tuesday, 24 June 2008

  1. 06.00 a.m :Have to take my indoor football shoes which are repaired in front of the campus, do not forget to pay Rp 5.000,-
  2. 07.00 a.m : Play footbal in the Futsal Station Mojosongo with all my boarding house friend and some of friend in 2003 english department
  3. 09.00 a.m : Going to jasmine....
  4. 13.00 a.m : with indra Setyanto trains him Blogger and Blogging or going to the funeral of Mbak Sofi Rithmadhanti, on Pasar Kliwon justice and prosperous party headquarter
  5. 15.00 a.m : Having meeting discuss about the continuity of Qira’ah in Masjid
  6. 19.30 a.m : LIQO....

Monday, June 23, 2008

Kepadamu Mas Dwi


Hari ini terasa berat kulalui...kemarin aku mendapatkan satu berita yang mengejutkan diriku, seorang manusia terbaik telah dipanggil menuju-Nya. Ya benar aku katakan beliau sebagai salah satu manusia terbaikyang pernah kutemui selama aku hidup, namanya Dwi Putro Setyanto Nugroho S.Sn, kakak sekaligus sahabat tercintaku.

Allah SWT lebih mencintainya daripada kecintaanku kepadanya. Sebelum sampai dirumahnya, dikompleks sebelah barat SMA 1 Sukoharo, tepatnya didepan kantor kejaksaan Negeri Sukoharjo, beliau mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kematiannya. Aku tidak hendak mengatakan bahwa aku menyesali karena selam hampir 1 tahun yang lalu betapa sedikitnya aku menghubungi beliau. Tapi beliau tetaplah mas Dwi yang sangat baik padaku.

Kami pernah menghabiskan banyak waktu bersama, di kost, ketika pulang ke Sukoharjo, ketika jalan-jalan mencari udang dan kerang sungai di Boyolali, ketika sama-sama aktif di organisasi SKI FSSR UNS, ketika bersama-sama mempersiapkan kegiatan-kegiatn yang akan diselelnggarakan di Luar, ketika bersam-sama berbincang di pagi hari dengan Mbah Joyo (Almh). Sungguh semuanya memiliki kesan yang sangat mendalam dalam diriku.

Aku tidak hendak berkata banyak tentang dirinya, aku sangat merasa kehilangan seorang kakak yang sangat baik, yang ketika beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir sungguh aku ingin membersamainya. Melihat senyum yang tidak pernah lekang dari wajahnya, menyaksikan dan mempersaksian bahwa dia adalah seorang yang baik, seorang yang patut untuk ditiru segala tindak tanduknya. Kesederhanaan, kederawanan,rasa kasih sayang, kedewasaan berpikir, kecemerlangan pemikiran, ide-ide nakal nan ispiratif dan banyak hal yang tidak dapat kuungkapkan satu persatu disini. Warisan dan didikan dari orang tuanya adalah kebaikan yang buahnya benar-benar terlihat pada tingkah laku dan akhlak yang ditampiulkan oleh mas Dwi. Bapak dan Ibu, kalau aku boleh mengatakan, sangatlah baik. Tak terhitung berapa kali aku menghabiskan waktu menginap di Sukoharjo, aku belajar tentang banyak hal. Tentang kesederhanaan, keuletan untuk menyiyangi tanaman yang tumbuh subur dirumah yang sempit menuturku itu namun sangat luas kasih sayang yang ada didalamnya.

Meski bapak dan ibu tidak mengenalku namun mereka tidak canggung untuk makan satu meja bersamaku. Sungguh bersama dengan Mas Dwi kutemukan banyak kenangan yang akan selalu kuingat, hingga nanti kelak aku menemui Rabbu terkasih

Ya Rabbana....hari ini Engaku ingatkan aku kembali dengan dipanggonya hambamu Dwi Putro, semoga aku dapat mengambil banyak hikmah dan pelajaran dari kepergiannya dan juga ketika beliau bersamaku dahulu.....

Saturday, June 21, 2008

Alhamdulillah....terkurangi satu tahun lagi jatahku

Subhanallah...aku kini sudah berusia 23 tahun, masa yang cukup dewasa untuk menentukan arah kehidupanku selanjutnya. masih banyak keinginan yang harus kujalani. selesai kuliah,bekerja, menikah, ambil beasiswa S2 (mohon do'anya)...ya rabbana kuatkanlah hambamu ini...
bukan tentang ultahku yang ingin aku bagi kali ini, hari ini aku banyak mendapatkan pelajaran tentang arti kesederhanaan dan rasa cukup atas yang diberikan Rabbul Izzati, kalau mengambil kosa kata yang sering didengungkan oleh aktivis dakwah adalah QONA"AH, ya ...merasakan bahwa dalam setiap amal yang kita lakukan sehari-hari, satu hal yang menjadi pondasi utama bahwa Dialah Allah SWT yang Berhak untuk Menentukan apa yang terbaik untuk kita. aku katakan sekali lagi TERBAIK untuk kita semua, entah riang dan gembirany, sudah dan sedihnya, kekurangan dan kemiskinannya, kaya dan kelebihannya, pandai dan rajinnya atau malah kurang berpengatahuan dan tidak berkesempatan. lihat foto foto dibawah ini ya...aku posting sesuai dengan hari ini.



nah khusus untuk yang dibawah ini, ada satu pesan yang ingin juga kusampaikan (Maklum tadi sebelumnya browse ke wisatahati.com) tentang makna memberi dan berbagi.
dewasa ini saudaraku seiman....kita kadang memang perlu introspeksi pada diri kita semua berkaitan dengan pemaknaan diri kita ketika memberi dan berbagi. kedua-duanya tidaklah memiliki tujuan lagi dan memang harus dilandasi oleh dua tujuan ini yakni pengaharapan yang besar bahwa apa yang kita berikan dan kita bagikan untuk saudara kita, semoga menjadi satu bekal pulang ketika menghadap di pengadilan-Nya kelak, yang kedua yang juga penting adalah kita juga mengharapkan kecintaan pada saudara kita meski kadang tanggapan dari masing-masing orang berbeda.
aku ceritakan perihal kelima anak ini, terkhusus dua anak laki-laki itu dan adiknya yang paling kecil. akuberikan pada mereka dua roti dan satu coklat, ternyata yang diberi coklat tidak memberikan saudaranya yang satu itu rotinya akan tetapi ketika dua anak yang kuberi roti meminta coklat, dengan senang hati anak yang kuberi coklat tadi memberikanya tanpa kembali meminta atau menanyakan permintaannya tadi pada roti yang juga ingin dia makan.
subhanallah...maha besar keagunganmu Ya Rabbi....
sudah ya...ngantuk.....:-)

Thursday, June 19, 2008

Berkaca pada 7 Golongan yang selamat

Berkata Abu Hurairah r.a : bahwa Nabi saw telah bersabda: “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary - Muslim)

Hadist shahih diatas menjelaskan tentang 7 golongan manusia yang akan mendapatkan naungan dan pertolongan Allah SWT kelak dihari yang tidak ada lagi pertolongan selain dari-Nya.

Pemimpin yang adil

Amanah untuk memimpin tidak diberikan pada sembarang orang. Amanah ini tidak hanya dipertanggung jawabkan dihadapan orang-orang yang dipimpinnya namun juga akan ditanyakan kelak dihadapan illahi Rabbi. Ketika proses kepemimpinan seorang manusia berjalan dengan baik, dia bertanggung jawab dengan amanahnya, adil dalam memutuskan persoalan, jujur dalam tindakan, bijak dalam menghadapi persoalan dan benar-benar mencerminkan nilai-nilai islami yang diyakininya di wilayah amalnya tersebut, maka pantaslah kiranya dia mendapatkan balasan yang sempurna disisi Allah SWT. Bukanlah pujian dan harta serta kedudukan yang dia cari. Berangkat dari satu niatan yang tulus suci untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman ummat menjadi pendorong dan semangatnya untuk memimpin ummat ini menuju keadaan yang lebih baik lagi.

Pemuda yang senantiasa beribadah

Subhanallah, amat sangat langka saat ini kita temui sosok pemuda yang memiliki kriteria semacam ini. Arus informasi dan globalisasi telah engubah cara pandangan seornaga pemuda akan kehidupannya. Anggapan bahwa seorang pemuda harulah mengikuti trend yang terbaru kalau tidak ingin disebut ketinggalan zaman menjadikan pemuda masa kini berlomba-lomba untuk mengikuti trend mode dan perilaku serta budaya yang jauh dari nilai-nilai Islam. Namun diantara sekian banyak pemuda yang kehilangan jati dirinya tersebut, Allah menjanjikan satu nilai lebih bagi sedikit pemuda yang mau untuk kembali kepada jalan tuhannya, mengkaji setiap fenomena kehidupan yang dialaminya dan mencari solusi atas semua permasalahan yang dihadapinya dalam koridor syariat islam. Pemuda yang bersemangat menampakkan keislamannya kepada orang lain, tidak takut cercaan orang yang suka mencerca dan memiliki intelektualitas dan akhlak yang baik. Inilah sosok pemuda dambaan umat saat ini.

Orang yang hatinya tertaut pada masjid

Masjid tidak hanya menjadi tempat orang melakukan ritual shalat saja melainkan fungsi masjid yang sangat strategis dapat dijadikan tempat untuk mencari solusi atas semua permasalahan umat. Dan orang- orang yang memiliki keterikatan hati pada masjid pastinya adalah orang yang banyak berinteraksi didalam masjid. Tidak hanya sebatas pada ibadah-ibaha wajib saja namun dia benar-benar menjadikan masjid sebagai sarana penggemblengan pribadi dan umat, sumber pengetahuan, sumber diskusi dan pengembangan wawasan keilmuan dan menjadikan masjid benar-benar sebagai Islamic sentre yang ketika orangmasuk kedalamnya benar-benar kedamaian dan ketenangan yang dirasakannya.

Dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT

Menjadi kodrat manusia untuk saling mencintai satu dengan yang lain, namun sungguh kemuliaan Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk tidak hanya menjadikan perasaan cinta itu sebagai hal yang biasa. Islam mengajarkan bahwa perasaan cinta harus memiliki landasan sehingga benar-benar setiap konsekuensi atas perasaan cinta akan benar-benar maksimal dikerjakan oleh manusia itu sendiri. Dan dasar rasa cinta didalam Islam adalah niatan hati untuk mencinta atau membenci hanya karena Allah SWT. Allah-lah yang menjadi alasan utama dia mencintai, Allah-lah yang menjadi alasan utama di tidak menyukai.

Orang yang mampu menahan godaan karena rasa takutnya pada Allah SWT

Al-Khauf berarti ketakutan seorang manusia untuk melakukan kesalahan yang menyebabkan dia ditinggalkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dalam kriteria kelima ini, bagaimana Allah SWT mencontohkan seseorang yang dirayu dengan kenikmatan syahwati namun karena khauf-nya pada Rabb-nya dia tidak jadi untuk melakukannya. Kerinduan dan kerelaan dari Rabb-nya adalah satu tujuan hidupnya. Dia akn menghindari segala yang dibenci-Nya dan dengan sangat senang dan ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya. Dia sadar bahwa pengawasan (muraqqabah) Allah pada setiap tingkah lakunya dan dia akan selalu berusaha untuk berada dijalan yang diridhai-Nya.

Seorang yang ikhlas beramal karena Allah SWT

Dalam hadist diatas Rasulullah mencontohkan salah satu pondasi dalam amal kebaikan adalah keikhlasan. Bagaimana seseorang yang berderma sehingga tangan kanan yang memberi tidak diketahui oleh tangan kiri yang ada disisinya. Subhanallah, bagaimana sebenarnya dien ini benar-benar mengajarkan kepada setiap pemeluknya untuk bisa beramala secara penuh, profesional dan yang pasti ikhlas. Pamrih dan balasan yang diharapkan bukan berasal dari manusia, karena dia sadar bahwa manusia pasti memiliki kelemahan atas setiap amal kehidupannya. Dia hanya berharap dan mengokohkan niatannya hanya kepada Allah SWT Yang Maha Kaya.

Seorang yang mengingat Allah SWT lalu bercucuran air matanya

Disebutkan dalam salah satu riwayat bahwa salah satu golongan yang selamat dari api neraka kelak adalah seorang mukmin yang meneteskan air mata karena mengingat kebesaran Allah SWT. Seharusnya ini menjadi satu pelajaran berharga kepada kita. Bukan bagaimana berusaha agar kita menangis pada setiap amal ibadah yang kita lakukan, akan tetapi mengetahui bahwa setiap amal yang kita lakukan pasti akan dibalas sesuai dengan apa yang kitya lakukan. Bahwa setiap kesempatan yang diberikan oleh-Nya pasti akan ditanyakan sejauh mana kita maksimal untuk menggunakannya untuk kebaikan. Sehingga muncullah perasaan khauf atas teramat besar dalam diri kita yang terungkapkanmelalui tetesan air mata kita. Menangis karena Allah SWT bukanlah sebuah keburukan ketika kita tahu bahwa tangis kita karena Allah SWT saja.