Saturday, June 28, 2008

Catatan Hari Kamis kemarin


Hari kamis kemarin ketika sedang asyik-asyiknya terlelap dalam mimpi siang yang tidak begitu jelas, aku dikagetkan oleh suara getar handphone 2610-ku. Kulihat sebuah nada panggilan dari seorang yang beberapa hari ini aku tunggu, Ust Wiranto. Dalam sepekan ini aku memang berharap untuk dapat erkomunikasi dengan belaiu meski hanya melalui sms, namun pada hari kamis itu beliau menelponku. Segera kuangkat dan memang dengan jelas itu adalah suara beliau.

Beliau menanyakn apa yang sedang kukerjakan sambil teredengar tawa beliau yang khas ditelingaku. Aku jawab bahwa aku sedang tidur-tiduran di kamar kost siang itu. Dan memang cuaca pada siang itu tidak terlalu bersahabat, angin seakan malas untuk bertiup meski sang mentari dengan gagahnya menyinarkan cahayanya yang panas. Beliau menanyakan padaku apakah aku sudah makan siang atau belum. Segera kuketahui arah pembicaraan selanjutnya. Ya, beliau memang lebih senang ketika bertemu denganku untuk berbicara tentang makanan dan beraneka ragam kuliner yang ada. Hatta ketika aku mengajak teman-teman Liqo’ku untuk bersilaturrahmi ke rumah beliau, hal pertama yang beliau sampaikan kepada kami adalah andai kami datang lebih awal tentunya kami akan diajak untuk mencicipi warung langganan beliau yang berada di dekat rumah beliau di wilayah Sumber, Banjarsari.

Beliau meminta bantuan kepadaku untuk memesankan 3 kotak nasi ayam tulang lunak di Mesam-mesem, dekat as-gross ar-royyan. Aku menyadari ketika suatu kali beliau kami-para panitia pembangunan masjid nurul huda- meminta untuk mentraktir kami makan. Sengaja kupilihkan Mesam-mesem karena aku berhusnudzon bahwa ayam yang dijual disitu benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kehalalan dan keenakkannya. Dan alhamdulillah beliau pun menyukainya. Menu yang pas untuk kamis siang yang panas itu memang ayam tulang lunak ukuran XL. Beliau sampaikan untuk membeli 4 kotak, satu kotak terakhir adalah untukku.

Segera aku meluncur ke warung yang sahamnya juga dimiliki oleh salah seorang ikhwah kita, yakni akh Imdaddurahman, S.E. Dengan motor butut tua yang sangat setia menemaniku, aku sampai disana dan langsung memesan 4 kotak ukuran XL. Aku tanyakn berapa lama aku harus menunggu disitu, karena terus terang aku tidak nyaman untuk duduk menunggu lam disitu karen ada beberapa akhwat yang sedang makan disana. Akhirnya aku putuskan untuk membeli sesuatu terlebih dahulu di As-gross meski tidak ada di dalam pikiranku akan membeli apa. Dari pada menunggu lama disana dan agak “tengsin” pada orang-orang yang ada disana, lebih baik aku keluar dahulu untuk mencari sesuatu, pikirku kala itu. Aku masuk kedalam As-gross, nampak lengang siang itu, karena panas kukira, membuat sebagian besar orang-orang malas untuk beraktivitas. Ketika melihat rak bagian selatan yang banyak berisikan obat dan kamper, aku memutuskan untuk membeli kapur barus untuk persediaan di kamar mandi masjid yang bau-nya sangat menyengat karena kamar mandi yang satu berdampingan dengan kamar mandi yang lain.

Setelah selesai membeli kapur barus, kusengajakan diri untuk melihat-lihat jangan-jangan ada barang yang menarik untuk kubeli. Namun ternyata Allah SWT masih melindungiku dari sifat konsuerisme ketika melihat sesuatu barang, maka akupun putuskan untuk segera menyudahi pencarianku di dalam toserba ini. Aku bawa dua bungkus kapur barus yang masing-masing berisikan 5 biji kapur yang bentuknya menyerupai bola golf namun bedanya pada warnanya yang beraneka ragam itu. Aku bayar, harganya satu bungkus Rp5.200, ya aku masih ingat harganya, karena aku mengeluarkan uang Rp12.000, dan mendapat kembalian sebesar Rp600.

Ketika aku sampai di Mesam-mesem kembali, kulihat pesananku belum selesai. Suasana di warung itu masih terlihat ramai, sehingga kuputuskan untuk menunggu di luar. Alhamdulilah tidak berapa lama, pesananku jadi dan diantar kepadaku. Aku telah membayarnya diawal sebelum aku pergi ke As-gross, jadi aku tinggal mengambilnya dan segera membawanya kepada pemesan utamanya.

Ketika sampai di PUSKOM UNS, aku segera menuju ruang kantor milik pak Wir-demikian kami dengan akrab memanggil beliau. Beliau kuilihat sedang berkonsentrasi dengan laptopnya. Aku ketuk pintu dan serta merta beliau melihat dan segera menghampiriku. Tidak ada yang berubah dari beliau, keramahan dan canda beliau yang khas yang selalu kuingat. Hanya saja kulihat, alhamdulillah, badan beliau yang terlihat lebih gemuk daripada terakhir aku bertemu ketika silaturrahmi ke Sumber. Kulihat disana ada 4 orang termasuk beliau, sehingga aku sampaikan bahwa biarlah aku yang nanti membeli lagi dan semua kotak yang kubawa untuk teman-teman beliau. Beliau setuju dengan usulanku dan segera menyrahkan, dengan tangan beliau sendiri, masing-masing kotak kepada semua teman satu kantornya tersebut. Satu yang tidak terlihat olehku adalah Pak Triyadi, seorang dengan jenggot putihnya yang sering aku ajak bercanda. Pak Wir sampaikan bahwa beliau sedang keluar untuk satu urusan.

Aku temani Pak Wir yang lahap menyantap nasi ayam itu. Aku senang sekaligu bangga memiliki seorang bapak seperti beliau. Aku laksana anaknya sendiri yang ditanya berbagai hal yang berkaitan dengan apa yang kujalani selama ini. Tentang kuliahku yang belum juga selesai meskipun tinggal menyelesaikan skripsi, tentang kondisi pengelolaan Ar-royyan, tentang teman-teman Liqo’ku yang beliau tanyakan dan berbagai hal yang semuanya aku yakin bahwa beliau adalah seorang yang amanah dan benar dalam setiap langkah-langkahnya.

Ya Rabbi... semoga Engkau selalu meluaskan kasih sayang-Mu kepada kami, hamba-hamba-Mu yang selalu berusaha mensyukuri setiap karunia yang Kau beri.Solo,280608,19.36

Friday, June 27, 2008

Setengah hari bersama Ust Yusuf Mansyur


Subhanallah…itulah kata-kata yang pertama kali kuucapkan melihat seorang yang dikarunai Allah SWT dengan kesederhanaanya. Dengan hanya memakai baju koko putih, kopiah putih dan yang khas dari beliau adalah sarung hijau yang nampak semakin menggambarkan keserhanaan beliau dalam berpakaian. Pernah seorang teman berkata bahwa salah satu cara melihat kepribadian seseorang adalah dengan melihat cara dan apa model pakaian yang dipakai oleh seseorang dan pada hari ini aku buktikan teori yang tidak berempu itu.

Dimulai jam sembilan lewat beberapa puluh menit, biasa hari jum’at adalah hari futsal bagiku, dengan terburu-buru aku bersih-bersih diri dan mempersiapkan apa-apa yang hendak aku bawa ke kajian dengan tema The Miracle of Shodawoh itu. Ketika aku sampai di Student centre, yang memang kalau dipakai untuk saound system memiliki kualitas suara yang buruk, tepat ketika Prof. Shalahuddin sedang menyampaikan sambutan mewakili Rektor yang berhalangan untuk hadir. Jujur saja aku sms beliau bapak rektor untuk datang, karena salah seorang teman mengatakan bahwa kajian hari ini sebenarnya lebih bernuansa kuliah Shodaqoh, jadi meskipun sudah memiliki jabatan Rektor, sepertinya juga memerlukan materi kuliah seperti ini.

Tak berapa lama, Ust Yusuf Mansyur pun hadir di tempat, beliau bersama tiga orang rombongannya, yang salah satu diantara mereka sepertinya orang Solo, karena nampak face jawa-nya, dan apa yang aku kira itu benar bahwa seorang yang memakai peci putih seperti peci haji itu adalah salah seorang pengusaha, alumni UNS juga dan sekarang aktif dalam berbagai program yang diselenggarakan oleh yayasan Da’arul Qur’an Wisata Hati.

Tak berapa lama, tibalah waktu untukbelaiu memaparkan materi kajiannya pada pagi ini. Beliau adalah seorang yang mampu menempatkan orang tepat pada posisinya, salah satunya dapat kulihat bagaimana beliau meminta sang Master Of Ceremony juga dipersilahkan untuk duduk bersila bersama dengan jamaah lainnya. Agar tidak terlihat perbedaan dan pembedaan posisi. Pikirku, beliau hendak mengajarkan kepada kami semua bagaimana cara menghormati orang tua kita, karena yang duduk bersila diantaranya adalah prof. Shalahuddin sendiri, Bp H. Utomo, sang pembina JN UKMI dan Ketua Takmir serta Bp gatot Sunarno, yang nota bene adalah dosenku juga sekaligus diundang sebagai ketua Panitia hari Besar Agama Islam (PHBI UNS).

Dua kisah menarik yang beliau sampaikan pada kesempatan itu, yakni pertama kisah tentang seorang penjual gorengan berupa singkong yang menyedekahkan buntut singkongnya untuk seorang anak yang sangat menginginkan jajanan serta cerita yang lain adalah tentang seorang Cleaning Service yang membuat beliau terguguh menangis mengenangnya. Seorang Cleaning Service yang datang dengan pakaian khasnya ke gedung utama yayasan da’arul Qur’an di Jakarta, namun agak diabaikan oleh para pengelola hingga dia menyatakan maksudnya untuk menjadi salah satu donatur program 20ribuan namun beliau lebih memilih yang 5 jutaan ataupun yang 10 jutaan. Hal ini ia lakukan untuk meminta kesembuhan kepada Allah SWT atas sakit anaknya.

Beliau melanjutkan ceramahnya di mimbar Masjid Nurul Huda sebagai khotib sekaligus imam pada jum’at hari ini. Beliau menceritakan sebuah kisah tentang seorang manusia yang ikhlas menyerahkan dan mensedekahkan uang untuk daftar ulang demi melihat saudaranya yang lain yang lebih membutuhkan. Subhanallah...Allah memiliki rahasia-Nya yang kadang tidak dapat diduga dan dimengerti oleh manusia sebagai hamba-hamba-Nya yang penuh dosa ini. Tanpa dinanya, ketika saatnya sang mahasiswa membayar uang kuliahnya, pihak bank menyatakan bahwa dia telah membayar uang daftar ulangnya tersebut. Dia tidak percaya akan hal itu dan mencoba meng cross checknya dengan pihak terkait, namun nihil siapa yang mentransfer uang tersebut. Diapun menunggu dan berharap ada orang yang nantinya akan mengklaim bahwa dia salah kirim ke no rekening sang mahasiswa namun sekali lagi yang didapatkannya hanyalah menunggu karena sampai detik ini tidak ada yang mengkonfirmasi bahwa ada salah pengiriman uang pada rekeningnya.

Subhanallah...inilah salah satu rahasia Allah SWt diantara rahasia-rahasia-Nya yang teramat banyak. Ketika Allah berkehendak ”Kun Fa Ya Kun” maka terjadilah. Sanggupkan kita menyingkap segenap rahasia-Nya yang sangat luar biasa? Marilah kita belajar bersedekah dengan ikhlas....

kapan Shalahuddin Al- Ayyubi menyusul?


Namanya Chairul Umar, Ketua KAMMI Komisariat UMS, subhanallah....hafal Qur’an, aktif berdakwah dan berorganisasi, lulusan Isy Karima Karang Anyar, mantap pemahaman akan harokah dakwahnya, mantap kuliahnya, sederhana orangnya, tawadhu’ namun tidak menghilangkan wibawanya, meski sudah lancar berbahasa arab namun tidak melupakan untuk selalu tulabul i’lmi di ma’had abu bakar, kapan Ketua KAMMI Komisariat UNS seperti beliau ya? Apa kata dunia kalau kita hanya begini saja, tidak ada yang berubah, (adakah ini sebuah mimpi atau ironi saja melihat kondisi)

sedikit tentang Ust. Tamim Aziz Lc

Nama beliau sederhana, Tamim Aziz, Lc, mungkin gelar License-lah yang berbeda dan embedakan beliau dengan kita, karena beliau adalah salah satu lulusan terbaik LIPIA Jakarta yang mengambil konsentrasi syari’ah. Tutur katanya ceplas-ceplos apa adanyanya mencerminkan sosok beliau yang rendah hati dan mau untuk berbincang dengan siapapun juga. Perawakan beliau yang kecil dan sederhana-lah yang menjadi salah satu halyang menarik yang dapat dilihat.

Berbeda dengan asatidz ma’had lain yang cenderung “menampakkan” ciri ke-“asatidzan”nya, beliau adalah sosok yang tampil apa adanya. Memiliki jenggot yang jarang, bekas assarus sujudnya tidak terlalu nampak (kita tidak tahu kedekatan beliau kepada Allah), baju batik yang biasa dipakai kebanyakan orang, budaya untuk menggunakan bahasa jawa ngoko untuk memudahkan pergaulan. Ya Rabbi....hari ini engkau tunjukkan kepada hambamu ini salah satu sosok yang menjadi teladan akan pancaran nur islam.

Kepada Ukhti Muslimah....


Wahai saudariku....

Tulisan ini tidak hendak membuat satu klaim atau “judge” bahwa engkau salah dalam menjalani kehidupanmu saat yang lalu, atau tidak hendak menantang para aktivis perempuan yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah para feminis. Aku mungkin bagian dari mereka, yakni seorang feminis. Karena salah satu ahli pergerakan kewanitaan yang relatif moderat menyatakan bahwa ketika anda cares terhadap kondisi, keadaan, perkembangan, pergerakan dan segala dukungan positif terhada perempuan, maka anda adalah seorang feminis. Aku hendak mencerminkan diri pada pengertian feminis tersebut. Karena menurutku definisi tersebutlah yang lebih pas untuk kupakai saat ini.

Saudariku...

Aku tidak hendak menjejalimu dengan sekian banyak kata-kata perintah agar engkau mengikuti apa yang ku katakan dalam tulisanku ini. Aku hanya hendak menyatakan keprihatinanku melihat kondisimu saat ini, dan ketika engkau selesai membaca tulisan ini, maka ikutilah kata hatimu yang paling dalam. Aku yakin bahwa tabiat seorang manusia ingin selalu berada didalam kebaikan dan menghindarkan diri dari setiap keburukan. Untuk itulah akuu menuliskan risalah ini.

Saudariku....

Engaku adalah makhluk yang mulia yang setiap manusia diperintah oleh Allah melalui lisan Rasul-Nya untukmenghormatimu dengan penghormatan yang terbaik. Bukankah baginda Rasulullah SAW pernah bersabda tentang orang tua yang harus diutamakan dalam penghormatannya, beliau menyampaikan kedudukan seorang perempuan yang lebih tinggi 3 kali daripada seorang lelaki. Sungguh penghormatan ini tidaklah ada pada agama-agama lain. Penghormatan yang menempatkan seorang perempuan pada posisi yang mulia, tidak hanya sebagai apendamping yang akan senantiasan membersamai kehidupan ini, namun juga menjadi kunci sukses seseorang ketika dia menjalani kehidupan yang sangat singkat ini.

Saudariku...

Sungguh aku sangat menyayangi engkau sepenuhnya. Aku tidakkan rela ketika aurat yang seharusnya hanya kau tampakkan pada orang yeng berhak untuk melihatnya, kau tampakkan tidak pada tempatnya. Aku sedih melihat kondisimu kini. Sekian banyak diantaramu memakai baju yang tidak menutup auratmu sama sekali. Sekian banyak diantaramu bangga untuk menggunakan baju dengan merek tertentu yang tidak sesuai dengan koridor syar’i. Sekian banyak diantaramu bangga dengan identitasmu ketika engaku dipuji karena kemolekan tubuh yang dapat diulihat oleh semua orang.

Sungguh ssaudariku....

Itu semua hanyalah sementara. Itu semua hanya tipuan yang menyilaukan matamu akan kejelakan hasrat duniawi. Sungguh itu hanyalahh tipuan yang akan selalu membelenggumu dan selalu akan menghantui hari-harimu. Sungguh dia adalah satu candu yang ketika engkau tidak segera pergi daripadanya, engaku akan semakin terjerumus lebih dalam. Sungguh dia adalah satu keburukan di mata Tuhanmu, Allah SWT. Sungguh itu tidak pernah diajarkan dan diperintahkan melalui lisan Rasul-mu, sungguh itu hanyalah budaya orang-orang jahil yang tidak mau kan peradaban yang lebih baik daripada peradaban islam. Sungguh hal itu adalah penyiksaan dan penistaan akan konsistensimu sebagai seorang manusia.

Saudariku....

Mari berubah...

Dialah Allah SWT yang masih membuka pintu gerbang taubatnya dengan amat lebar. Rasulullah akanmencintai dan memberikan syafaat bagi engaku yang akan kembali ke jalan Rabb-nya.

Saudariku.....

Semoga bait syair dibawah ini akan selalu mengingatkanmu akan singkatnya perjalanan duniamu.

Kutinggalkan dunia silamku

‘tuk kembali kepadamu

biar kutempuh duri dan ranjau

demi Allah kutempuh dengan tegar

sekian lama aku tertipu

godaan kerlipan fatamorgana

karena menurutkan hawa nafsu

aku tertipu dalam hidupku

oh tuhan bimbinglah setiap langkahku

dalam perjalanan menujumu

kutak bisa untuk tanpamu

selain mengharapkan kasihmu

cintaku padamu selamanya

cintaku padamu seutuhnya

cintaku padamu cinta aku

wahai tuhan yang memberi rahmat

ampunilah dosa-dosaku

Tuesday, June 24, 2008

This my schedule today...

My schedule today

Tuesday, 24 June 2008

  1. 06.00 a.m :Have to take my indoor football shoes which are repaired in front of the campus, do not forget to pay Rp 5.000,-
  2. 07.00 a.m : Play footbal in the Futsal Station Mojosongo with all my boarding house friend and some of friend in 2003 english department
  3. 09.00 a.m : Going to jasmine....
  4. 13.00 a.m : with indra Setyanto trains him Blogger and Blogging or going to the funeral of Mbak Sofi Rithmadhanti, on Pasar Kliwon justice and prosperous party headquarter
  5. 15.00 a.m : Having meeting discuss about the continuity of Qira’ah in Masjid
  6. 19.30 a.m : LIQO....

Monday, June 23, 2008

Kepadamu Mas Dwi


Hari ini terasa berat kulalui...kemarin aku mendapatkan satu berita yang mengejutkan diriku, seorang manusia terbaik telah dipanggil menuju-Nya. Ya benar aku katakan beliau sebagai salah satu manusia terbaikyang pernah kutemui selama aku hidup, namanya Dwi Putro Setyanto Nugroho S.Sn, kakak sekaligus sahabat tercintaku.

Allah SWT lebih mencintainya daripada kecintaanku kepadanya. Sebelum sampai dirumahnya, dikompleks sebelah barat SMA 1 Sukoharo, tepatnya didepan kantor kejaksaan Negeri Sukoharjo, beliau mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kematiannya. Aku tidak hendak mengatakan bahwa aku menyesali karena selam hampir 1 tahun yang lalu betapa sedikitnya aku menghubungi beliau. Tapi beliau tetaplah mas Dwi yang sangat baik padaku.

Kami pernah menghabiskan banyak waktu bersama, di kost, ketika pulang ke Sukoharjo, ketika jalan-jalan mencari udang dan kerang sungai di Boyolali, ketika sama-sama aktif di organisasi SKI FSSR UNS, ketika bersama-sama mempersiapkan kegiatan-kegiatn yang akan diselelnggarakan di Luar, ketika bersam-sama berbincang di pagi hari dengan Mbah Joyo (Almh). Sungguh semuanya memiliki kesan yang sangat mendalam dalam diriku.

Aku tidak hendak berkata banyak tentang dirinya, aku sangat merasa kehilangan seorang kakak yang sangat baik, yang ketika beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir sungguh aku ingin membersamainya. Melihat senyum yang tidak pernah lekang dari wajahnya, menyaksikan dan mempersaksian bahwa dia adalah seorang yang baik, seorang yang patut untuk ditiru segala tindak tanduknya. Kesederhanaan, kederawanan,rasa kasih sayang, kedewasaan berpikir, kecemerlangan pemikiran, ide-ide nakal nan ispiratif dan banyak hal yang tidak dapat kuungkapkan satu persatu disini. Warisan dan didikan dari orang tuanya adalah kebaikan yang buahnya benar-benar terlihat pada tingkah laku dan akhlak yang ditampiulkan oleh mas Dwi. Bapak dan Ibu, kalau aku boleh mengatakan, sangatlah baik. Tak terhitung berapa kali aku menghabiskan waktu menginap di Sukoharjo, aku belajar tentang banyak hal. Tentang kesederhanaan, keuletan untuk menyiyangi tanaman yang tumbuh subur dirumah yang sempit menuturku itu namun sangat luas kasih sayang yang ada didalamnya.

Meski bapak dan ibu tidak mengenalku namun mereka tidak canggung untuk makan satu meja bersamaku. Sungguh bersama dengan Mas Dwi kutemukan banyak kenangan yang akan selalu kuingat, hingga nanti kelak aku menemui Rabbu terkasih

Ya Rabbana....hari ini Engaku ingatkan aku kembali dengan dipanggonya hambamu Dwi Putro, semoga aku dapat mengambil banyak hikmah dan pelajaran dari kepergiannya dan juga ketika beliau bersamaku dahulu.....

Saturday, June 21, 2008

Alhamdulillah....terkurangi satu tahun lagi jatahku

Subhanallah...aku kini sudah berusia 23 tahun, masa yang cukup dewasa untuk menentukan arah kehidupanku selanjutnya. masih banyak keinginan yang harus kujalani. selesai kuliah,bekerja, menikah, ambil beasiswa S2 (mohon do'anya)...ya rabbana kuatkanlah hambamu ini...
bukan tentang ultahku yang ingin aku bagi kali ini, hari ini aku banyak mendapatkan pelajaran tentang arti kesederhanaan dan rasa cukup atas yang diberikan Rabbul Izzati, kalau mengambil kosa kata yang sering didengungkan oleh aktivis dakwah adalah QONA"AH, ya ...merasakan bahwa dalam setiap amal yang kita lakukan sehari-hari, satu hal yang menjadi pondasi utama bahwa Dialah Allah SWT yang Berhak untuk Menentukan apa yang terbaik untuk kita. aku katakan sekali lagi TERBAIK untuk kita semua, entah riang dan gembirany, sudah dan sedihnya, kekurangan dan kemiskinannya, kaya dan kelebihannya, pandai dan rajinnya atau malah kurang berpengatahuan dan tidak berkesempatan. lihat foto foto dibawah ini ya...aku posting sesuai dengan hari ini.



nah khusus untuk yang dibawah ini, ada satu pesan yang ingin juga kusampaikan (Maklum tadi sebelumnya browse ke wisatahati.com) tentang makna memberi dan berbagi.
dewasa ini saudaraku seiman....kita kadang memang perlu introspeksi pada diri kita semua berkaitan dengan pemaknaan diri kita ketika memberi dan berbagi. kedua-duanya tidaklah memiliki tujuan lagi dan memang harus dilandasi oleh dua tujuan ini yakni pengaharapan yang besar bahwa apa yang kita berikan dan kita bagikan untuk saudara kita, semoga menjadi satu bekal pulang ketika menghadap di pengadilan-Nya kelak, yang kedua yang juga penting adalah kita juga mengharapkan kecintaan pada saudara kita meski kadang tanggapan dari masing-masing orang berbeda.
aku ceritakan perihal kelima anak ini, terkhusus dua anak laki-laki itu dan adiknya yang paling kecil. akuberikan pada mereka dua roti dan satu coklat, ternyata yang diberi coklat tidak memberikan saudaranya yang satu itu rotinya akan tetapi ketika dua anak yang kuberi roti meminta coklat, dengan senang hati anak yang kuberi coklat tadi memberikanya tanpa kembali meminta atau menanyakan permintaannya tadi pada roti yang juga ingin dia makan.
subhanallah...maha besar keagunganmu Ya Rabbi....
sudah ya...ngantuk.....:-)

Thursday, June 19, 2008

Berkaca pada 7 Golongan yang selamat

Berkata Abu Hurairah r.a : bahwa Nabi saw telah bersabda: “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary - Muslim)

Hadist shahih diatas menjelaskan tentang 7 golongan manusia yang akan mendapatkan naungan dan pertolongan Allah SWT kelak dihari yang tidak ada lagi pertolongan selain dari-Nya.

Pemimpin yang adil

Amanah untuk memimpin tidak diberikan pada sembarang orang. Amanah ini tidak hanya dipertanggung jawabkan dihadapan orang-orang yang dipimpinnya namun juga akan ditanyakan kelak dihadapan illahi Rabbi. Ketika proses kepemimpinan seorang manusia berjalan dengan baik, dia bertanggung jawab dengan amanahnya, adil dalam memutuskan persoalan, jujur dalam tindakan, bijak dalam menghadapi persoalan dan benar-benar mencerminkan nilai-nilai islami yang diyakininya di wilayah amalnya tersebut, maka pantaslah kiranya dia mendapatkan balasan yang sempurna disisi Allah SWT. Bukanlah pujian dan harta serta kedudukan yang dia cari. Berangkat dari satu niatan yang tulus suci untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman ummat menjadi pendorong dan semangatnya untuk memimpin ummat ini menuju keadaan yang lebih baik lagi.

Pemuda yang senantiasa beribadah

Subhanallah, amat sangat langka saat ini kita temui sosok pemuda yang memiliki kriteria semacam ini. Arus informasi dan globalisasi telah engubah cara pandangan seornaga pemuda akan kehidupannya. Anggapan bahwa seorang pemuda harulah mengikuti trend yang terbaru kalau tidak ingin disebut ketinggalan zaman menjadikan pemuda masa kini berlomba-lomba untuk mengikuti trend mode dan perilaku serta budaya yang jauh dari nilai-nilai Islam. Namun diantara sekian banyak pemuda yang kehilangan jati dirinya tersebut, Allah menjanjikan satu nilai lebih bagi sedikit pemuda yang mau untuk kembali kepada jalan tuhannya, mengkaji setiap fenomena kehidupan yang dialaminya dan mencari solusi atas semua permasalahan yang dihadapinya dalam koridor syariat islam. Pemuda yang bersemangat menampakkan keislamannya kepada orang lain, tidak takut cercaan orang yang suka mencerca dan memiliki intelektualitas dan akhlak yang baik. Inilah sosok pemuda dambaan umat saat ini.

Orang yang hatinya tertaut pada masjid

Masjid tidak hanya menjadi tempat orang melakukan ritual shalat saja melainkan fungsi masjid yang sangat strategis dapat dijadikan tempat untuk mencari solusi atas semua permasalahan umat. Dan orang- orang yang memiliki keterikatan hati pada masjid pastinya adalah orang yang banyak berinteraksi didalam masjid. Tidak hanya sebatas pada ibadah-ibaha wajib saja namun dia benar-benar menjadikan masjid sebagai sarana penggemblengan pribadi dan umat, sumber pengetahuan, sumber diskusi dan pengembangan wawasan keilmuan dan menjadikan masjid benar-benar sebagai Islamic sentre yang ketika orangmasuk kedalamnya benar-benar kedamaian dan ketenangan yang dirasakannya.

Dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT

Menjadi kodrat manusia untuk saling mencintai satu dengan yang lain, namun sungguh kemuliaan Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk tidak hanya menjadikan perasaan cinta itu sebagai hal yang biasa. Islam mengajarkan bahwa perasaan cinta harus memiliki landasan sehingga benar-benar setiap konsekuensi atas perasaan cinta akan benar-benar maksimal dikerjakan oleh manusia itu sendiri. Dan dasar rasa cinta didalam Islam adalah niatan hati untuk mencinta atau membenci hanya karena Allah SWT. Allah-lah yang menjadi alasan utama dia mencintai, Allah-lah yang menjadi alasan utama di tidak menyukai.

Orang yang mampu menahan godaan karena rasa takutnya pada Allah SWT

Al-Khauf berarti ketakutan seorang manusia untuk melakukan kesalahan yang menyebabkan dia ditinggalkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dalam kriteria kelima ini, bagaimana Allah SWT mencontohkan seseorang yang dirayu dengan kenikmatan syahwati namun karena khauf-nya pada Rabb-nya dia tidak jadi untuk melakukannya. Kerinduan dan kerelaan dari Rabb-nya adalah satu tujuan hidupnya. Dia akn menghindari segala yang dibenci-Nya dan dengan sangat senang dan ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya. Dia sadar bahwa pengawasan (muraqqabah) Allah pada setiap tingkah lakunya dan dia akan selalu berusaha untuk berada dijalan yang diridhai-Nya.

Seorang yang ikhlas beramal karena Allah SWT

Dalam hadist diatas Rasulullah mencontohkan salah satu pondasi dalam amal kebaikan adalah keikhlasan. Bagaimana seseorang yang berderma sehingga tangan kanan yang memberi tidak diketahui oleh tangan kiri yang ada disisinya. Subhanallah, bagaimana sebenarnya dien ini benar-benar mengajarkan kepada setiap pemeluknya untuk bisa beramala secara penuh, profesional dan yang pasti ikhlas. Pamrih dan balasan yang diharapkan bukan berasal dari manusia, karena dia sadar bahwa manusia pasti memiliki kelemahan atas setiap amal kehidupannya. Dia hanya berharap dan mengokohkan niatannya hanya kepada Allah SWT Yang Maha Kaya.

Seorang yang mengingat Allah SWT lalu bercucuran air matanya

Disebutkan dalam salah satu riwayat bahwa salah satu golongan yang selamat dari api neraka kelak adalah seorang mukmin yang meneteskan air mata karena mengingat kebesaran Allah SWT. Seharusnya ini menjadi satu pelajaran berharga kepada kita. Bukan bagaimana berusaha agar kita menangis pada setiap amal ibadah yang kita lakukan, akan tetapi mengetahui bahwa setiap amal yang kita lakukan pasti akan dibalas sesuai dengan apa yang kitya lakukan. Bahwa setiap kesempatan yang diberikan oleh-Nya pasti akan ditanyakan sejauh mana kita maksimal untuk menggunakannya untuk kebaikan. Sehingga muncullah perasaan khauf atas teramat besar dalam diri kita yang terungkapkanmelalui tetesan air mata kita. Menangis karena Allah SWT bukanlah sebuah keburukan ketika kita tahu bahwa tangis kita karena Allah SWT saja.

Sebuah Ungkapan Cinta: Untukmu Bu Dyah Erna....

“Saya itu senang melihat kalian berkembang untuk menjadi orang yang kritis dan memiliki daya analisis...”
(Prof. Dra. Dyah Bekti Ernawati, Ph.D, di ruang 101 Gedung 1 FSSR ketika beliau duduk memegang kipas dan sedang mengajar Kajian Kepariwisataan)
Hari itu 21 Maret 2008, petunjuk waktu di SMS yang dikirim oleh Tutut Wulandari menunjukkan pukul 18.36 WIB, sebuah pesan singkat berbunyi “Kabar Duka: Telah Meninggal Dunia, Prof. Dra. Dyah Bekti Ernawati, Ph.D, jenazah akan dimakamkan besok pukul 10 dari rumah duka jl. Panularan 11”. Pesan singkat yang mengagetkan penulis. Rasa sedih berkecamuk mendengar salah seorang Dosen, Motivator, Inspirator dan Guru Spiritual bagi penulis yang sangat berkesan selama penulis menghabiskan waktu dengan berbagai handout kuliah dan kegiatan-kegiatan keorganisasian di kampus ini.
Bu Erna Bekti, Bu Dyah Erna atau Bu Becks, itulah sapaan akrab teman-teman mahasiswa pada beliau. Pengalaman mengajar beliau yang hendak melampui angka dua puluhan tahun, menjadikan sosok beliau sebagai dosen senior yang memiliki wibawa yang tinggi. Meskipun begitu, di depan Kami para mahasiswanya, tidak pernah sedikit pun beliau menampakkan sikap yang kurang baik. Lebih dari itu, Kami banyak belajar dari beliau tentang banyak hal, tidak hanya berkaitan dengan materi kuliah di kelas namun juga tentang pelajaran-pelajaran kehidupan yang beliau alami.
Beliau telah meninggalkan Kami, para mahasiswanya yang sangat merindukan suara lantangnya di depan ruang kuliah, meninggalkan berbagai kesan yang mendalam yang akan Kami kenang, mungkin sampai Kami kembali lagi ke masyarakat. Penulis masih ingat salah satu perkataan beliau ketika pada semester 4 mengajar Kajian Kepariwisataan “Kita selalu berharap yang terbaik untuk masa depan kita, namun kita kadang sulit untuk menerima setiap keputusan yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan meskipun kalau kita cermati lagi, itulah yang terbaik untuk kita ” ataupun ketika suatu saat ada salah seorang teman Kami yang datang terlambat masuk ke kelas yang beliau ajar, dengan lembutnya beliau mempersilahkan sang mahasiswa untuk “libur” mengikuti kuliah pada minggu itu.
Itulah sosok Bu Dyah Erna yang penulis kenal, penuh inspirasi dan motivasi serta disiplin yang tinggi, yang mungkin bagi mahasiswanya yang “mbeling” merasa tidak senang diajar beliau. Namun penulis tahu dan sadar betul bahwa apa yang beliau ajarkan baik secara verbal beliau ungkapkan ataupun tingkah laku yang sering beliau perlihatkan, kesemuanya mengandung hikmah dan pembelajaran yang baik bagi kami, para mahasiswanya.
Banyak pengalaman dan wawasan baru yang penulis dapatkan ketika berinteraksi dengan beliau, cara bicara beliau yang blak-blakan, ceplas-ceplos, kritis serta analitis-lah yang membuat beliau disegani, meskipun penulis pun sadari bahwa dibalik itu semua menunjukkan sosok beliau yang memiliki prinsip dan komiten pada prinsip yang beliau pegang. Sebuah cara berpikir jauh ke depan dan visioner yang beliau sampaikan kepada setiap orang yang pernah berinteraksi dengan beliau, disela-sela keterbatasan yang beliau miliki.
Disiplin yang tinggi
Disiplin adalah satu sikap keseharian yang sudah biasa terlihat dari beliau. Bagi kebanyakan mahasiswa, dosen yang datang tepat pada waktunya dan mengakhiri kuliah tepat pada waktunya, kadang menjadi dosen yang menyebalkan. Namun itu berbeda dengan beliau, waktu satu setengah jam kadang kala berlalu terlalu cepat ketika kami diajak berpikir, berbagi wawasan, berdiskusi dan mengutarakan setiap hal yang ada dipikiran Kami. Itu merupakan hal yang luar biasa yang Kami dapatkan. Sangatlah sedikit dosen yang memiliki metode mengajar seperti halnya beliau.
Definisi dari kedisiplinan yang beliau sampaikan pun bukan sesuatu yang kaku dan bersifat memaksa, namun beliau lebih mengedepankan metode pendekatan untuk memahamkan bukan sekedar mengajari. Cara beliau mengajarkannya pun sangatlah variatif, mulai adanya dealine waktu untuk pengumpulan tugas, pengelompokan berdasarkan tema tertentu, metode mengajar beliau yang selalu memberikan kesempatn bagi mahasiswanya untuk memberi masukan, bertanya, menanggapi bahkan menyanggah apa yang beliau sampaikan. Luar biasa, amat sedikit dosen yang memiliki disiplin yang tinggi dengan metode penanaman disiplin yang variatif seperti beliau.
Ketidakhadiran beliau adalah ketidakhadiran yang beralasan. Hal itu terutama diakibatkan gangguan kesehatan yang memang sering kali menghambat aktivitas beliau dalam mengajar. Namun bukan berarti ketidakhadiran beliau adalah “kosong”nya mata kuliah beliau. Meskipun tidak hadir namun pasti beliau menyertakan tugas atau waktu pengganti sebagai bentuk tanggung jawab. Sebuah langkah yang perlu ditiru seiring langkanya staf pengajar yang memiliki disiplin yang tinggi seperti beliau. Datang tepat waktu, keluar tepat waktu, kuliahnya berbobot, pun ketika tidak dapat hadir di depan kelas, masih ada tanggung jawab beliau kepada mahasiswa yang mengikuti mata kuliahnya.
Integritas dan Dedikasi yang tinggi
Pada sambutannya, mewakili civitas akademika Universitas Sebelas Maret, Rektor, Prof. Syamsulhadi, mengungkapkan kekaguman pada sosok Bu Dyah Erna. Beliau menyampaikan dengan berbagai keterbatasan yang dimilikinya, Bu Erna adalah sosok yang penuh integritas dan dedikasi yang tinggi, terutama dengan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar. Beliau mendedikasikan dirinya untuk mendidik dengan gelora semangat yang mungkin sulit untuk disamai oleh orang lain. Sejak berbagai cobaan berupa gangguan kesehatan beliau alami, aktivitas mengajar beliau memang sedikit terkurangi. Sekali lagi, sedikit terkurangi, karena meskipun beliau sakit namunberbagai aktivitas masih beliau jalankan dengan baik, baik sebagai seorang dosen, Pembimbing ataupun sebagai bagian dari masyarakat dimana beliau tinggal.
Dedikasi beliau sangat terlihat dari semangat yang terpancar dari aktivitas beliau. Satu hal yang masih penulis ingat adalah ketidaksediaan beliau, mahasiswa yang ada di bawah bimbingannya dilimpahkan kepada dosen pembimbing yang lain. Bahkan penulis mencatat ada sekitar 6 mahasiswa bimbingan beliau yang masih berinteraksi dengan beliau disela-sela gangguan kesehatan yang beliau alami. Salah seorang teman yang berada di bawah bimbingan beliau mengungkapkan kekagumannya atas semangat yang dimiliki oleh beliau sampai akhir beliau menghembuskan nafasnya. Semua menyaksikan bahwa beliau adalah seorang pembimbing yang bersemangat dan bervisi yang sangat sulit ditemukan saat ini.
Namun hari ini, Sabtu 22 Maret 2008, kami harus merelakan kepergian beliau untuk selam-lamanya. Beliau telah kembali kepada Sang Pengasih, Allah Subhanahu Wa ta’ala. Tetes air mata ingin terlalu kecil untuk untuk mengenang berbagai pelajaran berharga yang beliau sampaikan kepada kami. Perasaan duka ini pun sebenarnya tidak cukup untuk mewakili rasa kehilangan yang sangat besar yang kami rasakan dengan kepergian beliau. Dan hari ini pun kami menyaksikan bahwa beliau adalah sosok teladan yang banyak memotivasi, menginspirasi dan memberikan cerminan semangat yang terus bergelora meski kadang keterbatasan merintangi dan menjadi aral penghambat. Beliaulah dosen kami tercinta yang kami sangatlah bangga menjadi mahasiswanya, beliaulah: Prof. Dra. Dyah Bekti Ernawati, Ph.D. Selamat Jalan Bu Becks....
Solo 24 Maret 08, NH, saat isya’ berkumandang, 19.00 WIB
Ditulis oleh :
JUNAIDUL FITRIYONO
Koordinator Angkatan 2003
Jurusan Sastra Inggris

KEBIJAKAN YANG MUBAZIR…..

Pesatnya perkembangan pembangunan Kampus UNS dewasa ini mencerminkan semakin tingginya nilai produktifitas yang dihasilkan oleh pihak rektorat dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang dihasilkan. Berbagai pembaharuan, peremajaan sampai dengan pembangunan berbagai sarana penunjang proses belajar mengajar serta estetika bangunan dan taman mulai terlihat sebagai hal yang membanggakan.

Namun berkaca dari perjalanan UNS sebelumnya, kiranya berbagai kebijakan rektorat haruslah memiliki fungsi yang jauh panjang ke depan, terutama yang berkaitan dengan kelancaran dan penyediaan berbagai fasilitas penunjang yang sengaja dibuat atau diusahakan demi kebaikan semua elemen kampus.

Ada beberapa kebijakan yang dahulu di awal-awal pelaksanaannya memiliki pengaruh yang signifikan cukup baik namun seiring waktu berjalan terlihat bahwa beda pimpinan maka beda kebijakan.

Jalur satu arah

Keputusan pihak Kampus untuk menjalankan kebijakan jalur satu arah di dalam kampus merupakan hal yang laik untuk diperhatikan. Pada awalnya kebijakan ini di tetapkan untuk menciptakan jalur transportasi yang lancar terbebas dari kemacetan. Berbagai fasilitas penunjang pun mutlak dibutuhkan untuk mendukung kebijakan ini. Salah satu diantaranya adalah papan rambu lalu lintas penunjuk arah.

Setelah berbagai studi kelayakan dilakukan, sosialisasi dijalankan dan kebijakan ini dijalankan, sebuah awalan yang baik kita dapatkan. Keteraturan kendaraan bermotor yang masuk ke dalam lingkungan kampus berjalan dengan baik meskli kadang Satuan Pengamanan (SATPAM) pun perlu juga bersinergi dengan kebijakan ini dengan menjaga titik-titik tertentu untuk mengingatkan para elemen kampus yang berkendaraan untuk mematuhi peraturan yang ada serta menindak berbagai pelanggaran.

Namun setelah ditinjau ulang dan akhirnya kebijakan berganti, jalur satu arah hanyalah satu kenangan akan kebijakan rektorat yang tidak bervisi jangka panjang, berapa dana yang dibutuhkan terbuang percuma selama kebijakan ini dijalankan, berapa energi, waktu dan pikiran yang terbuang sia-sia. Sungguh sangat disayangkan.

Akhirnya kita melihat berbagai kemubaziran yang ada. Papan penunjuk arah berubah fungsinya sesuai kebijakan baru untuk mengendarai motor atau mobil dengan kecepatan 20km/jam saja. Rantai pemisah di depan rektorat yang biasanya digunakan untuk membatasi arah kendaraan dari fakultas pertanian ke fakultas teknik hanya digunakan untuk waktu-waktu tertentu saja.

Paving jalan

Kebijakan lain yang dijalankan oleh pihak kampus salah satunya perbaikan paving dan pembuatan areal parkir di depan Student Center (SC). Pembangunan areal parkir yang juga diikuti dengan perbaikan sarana pembuangan air itu pun perlu dicermati kembali. Segi kemanfaatannta memang sangat besar namun yang perlu dengan jernih kita melihat adalah kualitas pembangunannya yang terkesan asal-asalan. Bagaimana kita tidak mengatakan asal-asalan, kurang dari 2 bulan areal parkir itu selesai berbagai kerusakan sudah terjadi disana. Salah satu yang terlihat adalah rusaknya paving itu sehingga perlu ditata ulang.

Pengawasan terhadap pelaksanaan proyek pembangunan ini perlu lebih ditingkatkan. Pihak rektorat tidak hanya menetapkan kebijakan namun juga memiliki fungsi lain sebagai pengawas pengerjaan proyek sehingga benar-benar proyek yang dihasilkan adalah proyek yang bermutu. Tidak lagi muncul kerusakan atau perbaikan-perbaikan kembali sarana dan fasilitas yang baru saja. Sungguh sangat disayangkan.

Argo Budoyo

Argo budoyo merupakan salah satu kebijakan kampus yang tidak berorientasi jangka panjang. Sudah banyak masukan terkait dengan tidak tepatnya lokasi, minimnya fasilitas, buruknya penjagaan dan jarangnya penggunaan fasilitas ini. Namun belum terlihat usaha pihak universitas untuk memaksimalkan keberadaan salah satu bangunan yang berkait erat dengan ekspresi budaya ini. Argo budoyo layaknya bangunan yang tidak lagi memiliki fungsi budaya karena tidak digunakannya fasilitas ini sesuai dengan fusngsi awalnya sebgai areal seni dan budaya.

Asrama Mahasiswa.

Salah satu yang kebijakan saat ini juga mengindikasikan kurang tepatnya arah kebijakan kampus adalah masalah yang berkaitan dengan asrama mahasiswa. Meskipun secara teknis pengaturannya ada di bawah Kopereasi Mahasiswa, namun pihak kampus tetap memiliki kewenangan yang besar untuk turut serta dalam merencanakan asrama mahasiswa sebagai fasilitas pandukung bagi mahasiswa UNS.

Dua bangunan utama asrama yang lebih dahulu dibangun, kondisinya jauh dari segi kelayakan baik dari fasilitas yang disediakan maupun penggunaan kamar-kamar yang disediakan. Hanya satu bangunan utama yang dipakai sedangkan bangunan lainnya dibiarkan terlantar sehingga tampak menambah kekumuhan dan kesemrawutan. Belum lagi permasalahan dengan para penghuni asrama yang saling tuntut hak dengan pihak manajemen, dalam hal ini Koperasi Mahasiswa.

Ini seharusnya menjadi pelajaran dan evaluasi besar dari pihak kampus untuk kembali membangun asrama. Kita sangat mendukung dibangunnya asarama mahasiswa yang mimiliki pola manajemen yang jelas dan profesional. Sehingga mereka yang mengaku menjadi mahasiswa UNS kan bangga bahwa kampus mereka pun menyediakan sarana asrama yang sangat membantu.

Untuk masa-masa kedepan, semoga pihak kampus sebelum menetapkan satu kebijakan sellau berlandaskan pada orientasi jangka panjang yang didukung oleh data yang akurat bahwa kebijakan itu memnag dibutuhkan dan mutlak diperlukan demi kelancaran berbagai proses edukatif yang ada di UNS.

OLEH: JUNAIDUL FITRIYONO,C0303005

Mahasiswa Sastra Inggris Angkatan 2003

Saat ini menjabat sebagai Ketua Umum SKI FSSR

Aktif dalam kegiatan kritis mahasiswa.

Sebuah Coretan tentang Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam bahasa arab dikenal dengan kata qiyadah, merupakan salah satu bentuk struktur dalam kehidupan manusia yang terpola. Maksud dari terpola adalah adanya satu bentuk organisasi baik dalam skala keciol atau besar yang terdiri atas elemen-elemen pendukung. Kepemimpinan erat kaitannya dengan organisasi ini. Kita akan coba menganalisis lebih jauh seberapa besar dan bagaimana ciri serta apa saja model kepemimpinan itu.

Kita mulai dari makna kepemimpinan, kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang maksudnya adalah menjadi panutan, pedoman dan rujukan. Sedangkan kepemimpinan adalah satu bentuk proses interaksi antara elemen dalam organisasi antara seorang pemimpin dan yang dipimpin. Jadi ketika kita berbicara tentang kepemimpinan, sebenarnya kita membahas tidak hanya pemimpinnya saja akan tetapi cakupannya lebihluas pada orang-orang yang dipimpinnya.

Unsur atau elemen kepeminpinan ada 3, yakni pemimpin, yang dipimpin dan komunikasi. Ketiga eleman ini harus ada sehingga satu perkumpulan dapat disebut sebagai kepemimpinan. Jika satu saja elelmen ini tidak ada, maka suatu perkumpulan tidak dapat disebut sebagai kepemimpinan.

Menjadi seorang pemimpin adalah suatu amal dan amanah yang luar biasa, hal ini dikarenakan fungsi dari seorang pemimpin yang harus mampu menjadi pedoman contoh dan rujukan. Disamping itu, ada waktu dimana kemampuan seorang pemimpin menganalisa permasalahan, mencari solusi dan memutuskan suatu permasalahan menjadi mutlak perlu dilakukan. Disinilah perilaku bijaksana sebagai seorang pemimpin sangat diperlukan. Mengapa kebijaksanaan?karena ketika kebijaksanaan yang mendasari setiap keputusan yang diambil, pasti pertimbangannya banyak dan diperhitungkan setiap efek yang ditimbulkannya. Dengan bersikap bijaksana akan sangat mungkin seorang pemimpin terhindarkan dari pemenuhan kebutuhan individu daripada kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin akan terus menerus mencari solusi yang paling baik yang menguntungkan bagi anak buahnya dan meminimalisir setiap resiko buruk yang mungkin terjadi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki jiwa strategis. Artinya dia tahu keadaan lapangan sehingga benar-benar bisa mengkonsep suatu rumusan solusi yang aplikatif/ logois untuk bisa dilaksanakan.

Pemimpin dituntut tidak hanya ampu mengkonsep, namun sebenarnya dia juga dituntut unhtuk enjadi rujukan dalam masalah yang bersifat teknis. Dengan kata lain, seorang pmimpin tidak selalu identik untuk menyuruh namun juga suatu kesempatan dia menjadi eksekutor dilapanganmengerjakan hal-hal yang bersifat teknis. Tidak hanya ongkang-ongkang melihat anak buahnya melaksanakan konsep yang dia emban namun dia juga berpartisipasi aktif mendukung anak buahnya yang ada di lapangan.

Contoh terindah kita dapatkan dalam perjalanan hidup Rasulullah SAW, yakni kalau kita mengingat bagaimana beliau juga turun ikut aktif dalam perang khandaq. Ketika syuro memutuskan untuk mengambil inisiatif yang ditawarkan Salman Al Farisi untuk membuat parit dan disetujui oleh seluruh umat muslim kala itu, Rasulullah juga turut aktif turun untuk membuat parit, mengambil cangkul, memindahkan batu dan berpeluhria bersama dengan pengikutnya.

Atau pada perjalanan hidup Rasul yang lain ketika pada satu waktu beliau dengan sahabat-sahabatnya sampai disatu bukit tandus, lalu setiap orang berusaha mengumpulkan bahan makanan untuk memasakan hingga semua sahabat beliau telah berpartisipasi untuk mengumpulkan bahan makanan sedangkan beliau belum, maka segera beliau juga ikut berpartisipasi untuk mencari kayu bakar.subhanallah, inilah indahnya kepemimpinan dalam Islam bahwa seorang pemimpin tidak hanya dihormati karena kemampuannya memimpin namun juga bagaimana seorang pemimpin bisa menjadi tauladan dan rujukan bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Model kepemimpinan

  1. Otoriter : Keputusan tertinggi hanya pada satu orang pemimpin yang memtuskan berdasarkan pendapat sendiri dan tidak boleh dibantah oleh para pengikutnya.
  2. Majelis Syuro : Keputusan tertinggi ada pada sekunmpulan orang yang dianggap memiliki wewenang lebih dalam memutuskan masalah terutama yang berkaitan dengan kesinambungan perjalanan organisasi atau kelompoknya.
  3. Islam : model kepemimpinan cara islam adalah model yang paling baik karena merupakan intisari dari berbagai model kepemimpinan yang ada. Suatu saat dapat bersifat otoriter jika dipandang perlu untuk melaksanakannya namun juga kadang bersifat syuro yang pengambilan keputusannya harus mempertimbangkan pendapat dari orang lain meskipun ada seorang yang ditunjuk sebagai seorang pemimpin.

Parameter berhasilnya kepemimpinan islami:

1. Semakin bertmbahnya keyakinan bahwa Islam adalah jalan yang terbaik, rasa muroqqabatullah semakin tinggi, ittiba’ur rasul semakin meninggi, mengikuti peran dan tingkah para ulama salaf menjadi hal yang utama yang itu dirasakan oleh pemimpin dan keseluruhan orang yang dipimpinnya.

2. semakin bertambahnya pengetahuan dan pengalaman dari setiap orang dalam menghadi dan menyelesaikan berebagai masalah yang berkaitan dengan hajat orang banyak

3. tercapainya berbagai tujuan baik jangka pendek mnengah ataupun jangkla panjang yang telah direncanakan sebelumnya.

4. terciptanya rasa tenang, aman, nyaman dan merasakan bahwa setiap hak dari seorang manusia tidak terancam oleh berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh seorang pemimpin.

5. pengikutnya semakin banyak dan merasa nyaman ada dalam bimbingan pemimpin.

SEKALI LAGI TENTANG PELAYANAN...

Hari itu, Sabtu 1 Maret 2008, tepat 12.08, Penulis lajukan sepeda motor butut itu menuju Medical Centre. Effendi, adik tingkat angkatan 2007, meradang dan meringis menahan sakit yang dia derita. Sengaja penulis tancap gas dengan harapan dia cepat tertolong. Setelah memarkirkan sepeda motor di bawah beringin tua itu, penulis bersamanya masuk ke salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang menjadi tempat bagi para civitas akademika mengkonsultasikan bahkan berobat atas penyakit yang diderita. Langkah pertama menuju bagian pendaftaran pun sudah dilakukan, kami berdua harus menunggu sang dokter jaga. Dengan sabar kami coba menunggu namun sang penyakit yang ada pada Effendi rupanya tidak lagi dapat bersabar untuk diobati. Ketika penulis tanya dimanakah sang dokter berada, ternyata dia dan asistennya sedang bercengkrama di bilik pengambilan obat dan resep bersama dengan petugas Medical Centre yang lain.

Satu kisah lagi, ketika penulis mengantar seorang teman yang hendak di wisuda tanggal 29 maret ini untuk menandatangai berkas ijazah. Diumumkan di dalam selebaran yang dia dapatkan bahwa tanda tangan ijazah dimulai pukul 08.00 pagi. Namun apa hendak dikata, ketika kami sampai disana yang ada adalah petugas yang sedang bercengkrama dengan sesamanya sambil membaca salah satu koran domestik kota ini. Kelihatan sangat menarik percakapan itu, sampai-sampai ketika penulis menanyakan kapan loket itu akan dibuka, jawabannya pun datar dan ringan “Sebentar lagi mas, tunggu saja...” padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.00.

Dan kisah yang terakhir adalah ketika ada seorang kawan yang harus meminta “bantuan” kepada penulis hanya untuk menyampaikan suatu ralat karena kelas yang dia masuki tidak sesuai. Dia merasa malas untuk menemui oknum-oknum tertentu yang mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan ralat meralat. Pun akhirnya penulis merasakan sendiri bagaimana tidak bersahabatnya petugas ini dalam melayani kebutuhan mahasiswa. Sehingga ada sebagian yang harus pasrah menerima berbagai “ocehan” tak menyenangkan yang dialamatkan padanya sedangkan sebagian lagi memilih untuk menerima tanpa meralat kesalahan itu.

Ini nyata dan kadang sering kita sebagai mahasiswa mangalaminya. Sangatlah disayangkan dengan reorganisasi besar di tubuh universitas ini baik dari tingkatan yang paling tinggi (universitas) sampai dengan fakultas, tidak dibarengi dengan semangat perbaikan pelayanan. Peningkatan kualitas pelayanan, tidak hanya untuk mahasiswa secara umum namun juga untuk seluruh elemen yang ada di kampus ini; karyawan, dosen, para pejabat kampus bahkan sampai dengan cleaning servicenya.

Sehingga benar-benar suasana kondusif tercipta di dalam kampus ini. Proses belajar mengajar dan menimba ilmu serta kepedulian dan rasa memiliki dimiliki oleh setiap elemen kampus. Dan ini adalah sebuah tantangan untuk merombak total berbagai paradigma negatif yang ada di kampus ini. Sebutlah salah satunya tentang jam kerja efektif, pelayanan revisi KRS dan berbagai hal yang bersangkutan dengan komputerisasi, pelayanan kesehatan, pelayanan kepustakaan, pelayanan administrasi dan berbagai pelayanan yang melibatkan seluruh elemen kampus ini.

Bukan tidak mungkin bahwa perlu semangat yang besar untuk mereformasi berbagai budaya-budaya yang tidak sesuai dengan prinsip kerja efektif, efisien dan profesional. Butuh kekuatan yang luar biasa untuk mengubah perilaku yang kurang efektif terutama berkaitan dengan pelayanan. Perubahan ini harus didukung oleh seluruh bagian yang ada di kampus ini.

Adalah suatu langkah maju yang patut didukung ketika ada wacana dari pihak Kemahasiswaan untuk memberikan pelayanan administrasi satu meja yang terkomputerisasi. Sebuah langkah bijak untuk mengantisipasi berbagai keruwetan yang ada terkait pelayanan keadministrasian yang kurang memuaskan terutama berkaitan dengan bagian komputer. Tidak perlu lagi ada ketakutan untuk mengurus revisi mata kuliah atau kelas yang diikuti, tidak perlu sibuk mondar mandir naik turun tangga hanya untuk mencetak Kartu Hasil Studi (KHS).

Disinilah peran pimpinan lembaga yang ada di kampus ini memliki andil yang cukup besar untuk mengubah pola pelayanan menjadi lebih baik lagi. Perlu kerja yang lebih keras lagi bagi para pimpinan untuk menjadi teladan agar mereka yang dia pimpin mau meneladani efektifitas dan profesionalisme kerja yang dilakukannya. Dan sangatlah mungkin jika paradigma reward and punishment dilakukan untuk memotivasi mereka yang bertanggung jawab dalam penyediaan pelayanan kekampusan bekerja dengan baik lagi.

Sekali lagi ini merupakan kerja kolektif seluruh elemen kampus untuk mewujudkan suatu tatanan birokrasi yang efektif dan profesional. Dukungan dan peran serta aktif oleh seluruh elemen kampus untuk membenahi sektor ini menjadi utama karena setiap saat pasti akan bersinggungan dengan wilayah-wilayah ini. Karyawan, dosen, mahasiswa, pejabat kampus, cleaning service bahkan sampai dengan rektor dan para pembantunya, memiliki tanggung jawab yang sama dalam perbaikan pelayanan di kampus yang kita cintai ini. Masukan yang membangun serta solusi yang efektif dan tepat sangatlah diperlukan untuk menciptakan pelayanan yang nyaman bagi semuanya. Solo 24 Maret 08, NH, 20.36 WIB

Oleh : JUNAIDUL FITRIYONO

Mantan Ketua Umum SKI FSSR UNS Periode 2007