Thursday, June 19, 2008

Berkaca pada 7 Golongan yang selamat

Berkata Abu Hurairah r.a : bahwa Nabi saw telah bersabda: “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary - Muslim)

Hadist shahih diatas menjelaskan tentang 7 golongan manusia yang akan mendapatkan naungan dan pertolongan Allah SWT kelak dihari yang tidak ada lagi pertolongan selain dari-Nya.

Pemimpin yang adil

Amanah untuk memimpin tidak diberikan pada sembarang orang. Amanah ini tidak hanya dipertanggung jawabkan dihadapan orang-orang yang dipimpinnya namun juga akan ditanyakan kelak dihadapan illahi Rabbi. Ketika proses kepemimpinan seorang manusia berjalan dengan baik, dia bertanggung jawab dengan amanahnya, adil dalam memutuskan persoalan, jujur dalam tindakan, bijak dalam menghadapi persoalan dan benar-benar mencerminkan nilai-nilai islami yang diyakininya di wilayah amalnya tersebut, maka pantaslah kiranya dia mendapatkan balasan yang sempurna disisi Allah SWT. Bukanlah pujian dan harta serta kedudukan yang dia cari. Berangkat dari satu niatan yang tulus suci untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman ummat menjadi pendorong dan semangatnya untuk memimpin ummat ini menuju keadaan yang lebih baik lagi.

Pemuda yang senantiasa beribadah

Subhanallah, amat sangat langka saat ini kita temui sosok pemuda yang memiliki kriteria semacam ini. Arus informasi dan globalisasi telah engubah cara pandangan seornaga pemuda akan kehidupannya. Anggapan bahwa seorang pemuda harulah mengikuti trend yang terbaru kalau tidak ingin disebut ketinggalan zaman menjadikan pemuda masa kini berlomba-lomba untuk mengikuti trend mode dan perilaku serta budaya yang jauh dari nilai-nilai Islam. Namun diantara sekian banyak pemuda yang kehilangan jati dirinya tersebut, Allah menjanjikan satu nilai lebih bagi sedikit pemuda yang mau untuk kembali kepada jalan tuhannya, mengkaji setiap fenomena kehidupan yang dialaminya dan mencari solusi atas semua permasalahan yang dihadapinya dalam koridor syariat islam. Pemuda yang bersemangat menampakkan keislamannya kepada orang lain, tidak takut cercaan orang yang suka mencerca dan memiliki intelektualitas dan akhlak yang baik. Inilah sosok pemuda dambaan umat saat ini.

Orang yang hatinya tertaut pada masjid

Masjid tidak hanya menjadi tempat orang melakukan ritual shalat saja melainkan fungsi masjid yang sangat strategis dapat dijadikan tempat untuk mencari solusi atas semua permasalahan umat. Dan orang- orang yang memiliki keterikatan hati pada masjid pastinya adalah orang yang banyak berinteraksi didalam masjid. Tidak hanya sebatas pada ibadah-ibaha wajib saja namun dia benar-benar menjadikan masjid sebagai sarana penggemblengan pribadi dan umat, sumber pengetahuan, sumber diskusi dan pengembangan wawasan keilmuan dan menjadikan masjid benar-benar sebagai Islamic sentre yang ketika orangmasuk kedalamnya benar-benar kedamaian dan ketenangan yang dirasakannya.

Dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT

Menjadi kodrat manusia untuk saling mencintai satu dengan yang lain, namun sungguh kemuliaan Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk tidak hanya menjadikan perasaan cinta itu sebagai hal yang biasa. Islam mengajarkan bahwa perasaan cinta harus memiliki landasan sehingga benar-benar setiap konsekuensi atas perasaan cinta akan benar-benar maksimal dikerjakan oleh manusia itu sendiri. Dan dasar rasa cinta didalam Islam adalah niatan hati untuk mencinta atau membenci hanya karena Allah SWT. Allah-lah yang menjadi alasan utama dia mencintai, Allah-lah yang menjadi alasan utama di tidak menyukai.

Orang yang mampu menahan godaan karena rasa takutnya pada Allah SWT

Al-Khauf berarti ketakutan seorang manusia untuk melakukan kesalahan yang menyebabkan dia ditinggalkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dalam kriteria kelima ini, bagaimana Allah SWT mencontohkan seseorang yang dirayu dengan kenikmatan syahwati namun karena khauf-nya pada Rabb-nya dia tidak jadi untuk melakukannya. Kerinduan dan kerelaan dari Rabb-nya adalah satu tujuan hidupnya. Dia akn menghindari segala yang dibenci-Nya dan dengan sangat senang dan ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya. Dia sadar bahwa pengawasan (muraqqabah) Allah pada setiap tingkah lakunya dan dia akan selalu berusaha untuk berada dijalan yang diridhai-Nya.

Seorang yang ikhlas beramal karena Allah SWT

Dalam hadist diatas Rasulullah mencontohkan salah satu pondasi dalam amal kebaikan adalah keikhlasan. Bagaimana seseorang yang berderma sehingga tangan kanan yang memberi tidak diketahui oleh tangan kiri yang ada disisinya. Subhanallah, bagaimana sebenarnya dien ini benar-benar mengajarkan kepada setiap pemeluknya untuk bisa beramala secara penuh, profesional dan yang pasti ikhlas. Pamrih dan balasan yang diharapkan bukan berasal dari manusia, karena dia sadar bahwa manusia pasti memiliki kelemahan atas setiap amal kehidupannya. Dia hanya berharap dan mengokohkan niatannya hanya kepada Allah SWT Yang Maha Kaya.

Seorang yang mengingat Allah SWT lalu bercucuran air matanya

Disebutkan dalam salah satu riwayat bahwa salah satu golongan yang selamat dari api neraka kelak adalah seorang mukmin yang meneteskan air mata karena mengingat kebesaran Allah SWT. Seharusnya ini menjadi satu pelajaran berharga kepada kita. Bukan bagaimana berusaha agar kita menangis pada setiap amal ibadah yang kita lakukan, akan tetapi mengetahui bahwa setiap amal yang kita lakukan pasti akan dibalas sesuai dengan apa yang kitya lakukan. Bahwa setiap kesempatan yang diberikan oleh-Nya pasti akan ditanyakan sejauh mana kita maksimal untuk menggunakannya untuk kebaikan. Sehingga muncullah perasaan khauf atas teramat besar dalam diri kita yang terungkapkanmelalui tetesan air mata kita. Menangis karena Allah SWT bukanlah sebuah keburukan ketika kita tahu bahwa tangis kita karena Allah SWT saja.

0 comments: