Friday, June 27, 2008

Kepada Ukhti Muslimah....


Wahai saudariku....

Tulisan ini tidak hendak membuat satu klaim atau “judge” bahwa engkau salah dalam menjalani kehidupanmu saat yang lalu, atau tidak hendak menantang para aktivis perempuan yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah para feminis. Aku mungkin bagian dari mereka, yakni seorang feminis. Karena salah satu ahli pergerakan kewanitaan yang relatif moderat menyatakan bahwa ketika anda cares terhadap kondisi, keadaan, perkembangan, pergerakan dan segala dukungan positif terhada perempuan, maka anda adalah seorang feminis. Aku hendak mencerminkan diri pada pengertian feminis tersebut. Karena menurutku definisi tersebutlah yang lebih pas untuk kupakai saat ini.

Saudariku...

Aku tidak hendak menjejalimu dengan sekian banyak kata-kata perintah agar engkau mengikuti apa yang ku katakan dalam tulisanku ini. Aku hanya hendak menyatakan keprihatinanku melihat kondisimu saat ini, dan ketika engkau selesai membaca tulisan ini, maka ikutilah kata hatimu yang paling dalam. Aku yakin bahwa tabiat seorang manusia ingin selalu berada didalam kebaikan dan menghindarkan diri dari setiap keburukan. Untuk itulah akuu menuliskan risalah ini.

Saudariku....

Engaku adalah makhluk yang mulia yang setiap manusia diperintah oleh Allah melalui lisan Rasul-Nya untukmenghormatimu dengan penghormatan yang terbaik. Bukankah baginda Rasulullah SAW pernah bersabda tentang orang tua yang harus diutamakan dalam penghormatannya, beliau menyampaikan kedudukan seorang perempuan yang lebih tinggi 3 kali daripada seorang lelaki. Sungguh penghormatan ini tidaklah ada pada agama-agama lain. Penghormatan yang menempatkan seorang perempuan pada posisi yang mulia, tidak hanya sebagai apendamping yang akan senantiasan membersamai kehidupan ini, namun juga menjadi kunci sukses seseorang ketika dia menjalani kehidupan yang sangat singkat ini.

Saudariku...

Sungguh aku sangat menyayangi engkau sepenuhnya. Aku tidakkan rela ketika aurat yang seharusnya hanya kau tampakkan pada orang yeng berhak untuk melihatnya, kau tampakkan tidak pada tempatnya. Aku sedih melihat kondisimu kini. Sekian banyak diantaramu memakai baju yang tidak menutup auratmu sama sekali. Sekian banyak diantaramu bangga untuk menggunakan baju dengan merek tertentu yang tidak sesuai dengan koridor syar’i. Sekian banyak diantaramu bangga dengan identitasmu ketika engaku dipuji karena kemolekan tubuh yang dapat diulihat oleh semua orang.

Sungguh ssaudariku....

Itu semua hanyalah sementara. Itu semua hanya tipuan yang menyilaukan matamu akan kejelakan hasrat duniawi. Sungguh itu hanyalahh tipuan yang akan selalu membelenggumu dan selalu akan menghantui hari-harimu. Sungguh dia adalah satu candu yang ketika engkau tidak segera pergi daripadanya, engaku akan semakin terjerumus lebih dalam. Sungguh dia adalah satu keburukan di mata Tuhanmu, Allah SWT. Sungguh itu tidak pernah diajarkan dan diperintahkan melalui lisan Rasul-mu, sungguh itu hanyalah budaya orang-orang jahil yang tidak mau kan peradaban yang lebih baik daripada peradaban islam. Sungguh hal itu adalah penyiksaan dan penistaan akan konsistensimu sebagai seorang manusia.

Saudariku....

Mari berubah...

Dialah Allah SWT yang masih membuka pintu gerbang taubatnya dengan amat lebar. Rasulullah akanmencintai dan memberikan syafaat bagi engaku yang akan kembali ke jalan Rabb-nya.

Saudariku.....

Semoga bait syair dibawah ini akan selalu mengingatkanmu akan singkatnya perjalanan duniamu.

Kutinggalkan dunia silamku

‘tuk kembali kepadamu

biar kutempuh duri dan ranjau

demi Allah kutempuh dengan tegar

sekian lama aku tertipu

godaan kerlipan fatamorgana

karena menurutkan hawa nafsu

aku tertipu dalam hidupku

oh tuhan bimbinglah setiap langkahku

dalam perjalanan menujumu

kutak bisa untuk tanpamu

selain mengharapkan kasihmu

cintaku padamu selamanya

cintaku padamu seutuhnya

cintaku padamu cinta aku

wahai tuhan yang memberi rahmat

ampunilah dosa-dosaku

0 comments: