Thursday, June 19, 2008

SEKALI LAGI TENTANG PELAYANAN...

Hari itu, Sabtu 1 Maret 2008, tepat 12.08, Penulis lajukan sepeda motor butut itu menuju Medical Centre. Effendi, adik tingkat angkatan 2007, meradang dan meringis menahan sakit yang dia derita. Sengaja penulis tancap gas dengan harapan dia cepat tertolong. Setelah memarkirkan sepeda motor di bawah beringin tua itu, penulis bersamanya masuk ke salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang menjadi tempat bagi para civitas akademika mengkonsultasikan bahkan berobat atas penyakit yang diderita. Langkah pertama menuju bagian pendaftaran pun sudah dilakukan, kami berdua harus menunggu sang dokter jaga. Dengan sabar kami coba menunggu namun sang penyakit yang ada pada Effendi rupanya tidak lagi dapat bersabar untuk diobati. Ketika penulis tanya dimanakah sang dokter berada, ternyata dia dan asistennya sedang bercengkrama di bilik pengambilan obat dan resep bersama dengan petugas Medical Centre yang lain.

Satu kisah lagi, ketika penulis mengantar seorang teman yang hendak di wisuda tanggal 29 maret ini untuk menandatangai berkas ijazah. Diumumkan di dalam selebaran yang dia dapatkan bahwa tanda tangan ijazah dimulai pukul 08.00 pagi. Namun apa hendak dikata, ketika kami sampai disana yang ada adalah petugas yang sedang bercengkrama dengan sesamanya sambil membaca salah satu koran domestik kota ini. Kelihatan sangat menarik percakapan itu, sampai-sampai ketika penulis menanyakan kapan loket itu akan dibuka, jawabannya pun datar dan ringan “Sebentar lagi mas, tunggu saja...” padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.00.

Dan kisah yang terakhir adalah ketika ada seorang kawan yang harus meminta “bantuan” kepada penulis hanya untuk menyampaikan suatu ralat karena kelas yang dia masuki tidak sesuai. Dia merasa malas untuk menemui oknum-oknum tertentu yang mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan ralat meralat. Pun akhirnya penulis merasakan sendiri bagaimana tidak bersahabatnya petugas ini dalam melayani kebutuhan mahasiswa. Sehingga ada sebagian yang harus pasrah menerima berbagai “ocehan” tak menyenangkan yang dialamatkan padanya sedangkan sebagian lagi memilih untuk menerima tanpa meralat kesalahan itu.

Ini nyata dan kadang sering kita sebagai mahasiswa mangalaminya. Sangatlah disayangkan dengan reorganisasi besar di tubuh universitas ini baik dari tingkatan yang paling tinggi (universitas) sampai dengan fakultas, tidak dibarengi dengan semangat perbaikan pelayanan. Peningkatan kualitas pelayanan, tidak hanya untuk mahasiswa secara umum namun juga untuk seluruh elemen yang ada di kampus ini; karyawan, dosen, para pejabat kampus bahkan sampai dengan cleaning servicenya.

Sehingga benar-benar suasana kondusif tercipta di dalam kampus ini. Proses belajar mengajar dan menimba ilmu serta kepedulian dan rasa memiliki dimiliki oleh setiap elemen kampus. Dan ini adalah sebuah tantangan untuk merombak total berbagai paradigma negatif yang ada di kampus ini. Sebutlah salah satunya tentang jam kerja efektif, pelayanan revisi KRS dan berbagai hal yang bersangkutan dengan komputerisasi, pelayanan kesehatan, pelayanan kepustakaan, pelayanan administrasi dan berbagai pelayanan yang melibatkan seluruh elemen kampus ini.

Bukan tidak mungkin bahwa perlu semangat yang besar untuk mereformasi berbagai budaya-budaya yang tidak sesuai dengan prinsip kerja efektif, efisien dan profesional. Butuh kekuatan yang luar biasa untuk mengubah perilaku yang kurang efektif terutama berkaitan dengan pelayanan. Perubahan ini harus didukung oleh seluruh bagian yang ada di kampus ini.

Adalah suatu langkah maju yang patut didukung ketika ada wacana dari pihak Kemahasiswaan untuk memberikan pelayanan administrasi satu meja yang terkomputerisasi. Sebuah langkah bijak untuk mengantisipasi berbagai keruwetan yang ada terkait pelayanan keadministrasian yang kurang memuaskan terutama berkaitan dengan bagian komputer. Tidak perlu lagi ada ketakutan untuk mengurus revisi mata kuliah atau kelas yang diikuti, tidak perlu sibuk mondar mandir naik turun tangga hanya untuk mencetak Kartu Hasil Studi (KHS).

Disinilah peran pimpinan lembaga yang ada di kampus ini memliki andil yang cukup besar untuk mengubah pola pelayanan menjadi lebih baik lagi. Perlu kerja yang lebih keras lagi bagi para pimpinan untuk menjadi teladan agar mereka yang dia pimpin mau meneladani efektifitas dan profesionalisme kerja yang dilakukannya. Dan sangatlah mungkin jika paradigma reward and punishment dilakukan untuk memotivasi mereka yang bertanggung jawab dalam penyediaan pelayanan kekampusan bekerja dengan baik lagi.

Sekali lagi ini merupakan kerja kolektif seluruh elemen kampus untuk mewujudkan suatu tatanan birokrasi yang efektif dan profesional. Dukungan dan peran serta aktif oleh seluruh elemen kampus untuk membenahi sektor ini menjadi utama karena setiap saat pasti akan bersinggungan dengan wilayah-wilayah ini. Karyawan, dosen, mahasiswa, pejabat kampus, cleaning service bahkan sampai dengan rektor dan para pembantunya, memiliki tanggung jawab yang sama dalam perbaikan pelayanan di kampus yang kita cintai ini. Masukan yang membangun serta solusi yang efektif dan tepat sangatlah diperlukan untuk menciptakan pelayanan yang nyaman bagi semuanya. Solo 24 Maret 08, NH, 20.36 WIB

Oleh : JUNAIDUL FITRIYONO

Mantan Ketua Umum SKI FSSR UNS Periode 2007

0 comments: